Total Korban Pencabulan Edy Meiyanto Guru Besar UGM Capai 13 Orang, Netizen: Cuma Dipecat?

Total Korban Pencabulan Edy Meiyanto Guru Besar UGM Capai 13 Orang, Netizen: Cuma Dipecat?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO
- Kekerasan seksual kembali terjadi di ranah pendidikan Indonesia, kabar tidak mengenakan ini datang dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di mana salah satu guru besar-nya melakukan aksi bejat kepada segelintir mahasiswi yang tengah memupuh ilmu di Universitas tersebut.

Aksi ini dilakukan oleh seorang guru besar di Fakultas Farmasi UGM bernama Edy Meiyanto kepada total 13 perempuan yang dimulai pada pertengahan tahun 2023 dan baru dilaporkan pada 2024 kemarin.

Kasus ini sudah di laporkan pada pertengahan tahun 2024, tepatnya pada tanggal 9 Juli, kepada tim Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Gadjah Mada, dan mulai diproses mulai tanggal 30 Juli 2024.

Modus Bimbingan Berujung Pencabulan


Edy Meiyanto melakukan beberapa modus untuk melancarkan aksi-nya yang terhitung dengan total 13 korban yang semuanya merupakan mahasiswa bimbingan tugas akhir dari Edy.

Modus-modus yang dilakukan Edy ini dilancarkan dirinya di luar kawasan Kampus dan juga di rumah pribadi Edy, kepada semua mahasiswa-nya yang juga merupakan mahasiswa bimbingan tugas akhir mulai dari S-1 hingga S-3.

Melansir dari akun TikTok @cahayyabulan pada Rabu, 9 April 2025, berikut adalah beberapa modus yang dilakukan Edy kepada korban-korbannya:

  • Memaksa datang ke rumahnya untuk bimbingan skripsi
  • Meminta korban untuk datang ke rumahnya untuk membahas revisi draft e-mail program magang ke Jepang
  • Memaksa korban untuk menghubunginya di malam hari, yang notabene bukan dalam waktu mengajar
  • Memanipulasi korban dan meminta korban untuk menganggapnya sebagai ayah sendiri.
  • Dipecat dari UGM

Dengan segala laporan dan tuduhan kepada Edy Meiyanto terkait dirinya yang melakukan kekerasan dan juga pelecehan seksual, dirinya berakhir di pecat dari jabatannya sebagai dosen di UGM.

Namun, status Guru Besar yang diperolehnya dan juga jabatannya sebagai ASN belum dicopot, belum ada informasi lebih lanjut terkait apakah diri-nya akan dijebloskan ke penjara atau tidak, sehingga memicu kemarahan yang besar terhadap masyarakat di Sosial Media (sosmed).

Respons Netizen


Banyak netizen yang tidak terima dengan keputusan terhadap Edy atas perlakuannya yang dilakukan kepada para korban-korban yang menjadi pelampiasan nafsu-nya.

Beberapa netizen ini melampiaskan emosi dan kekecewaannya di Internet dengan mengomentari postingan-postingan di sosial media, isi komentar tersebut merupakan ungkapan kekecewaan atas keputusan akhir dari kasus yang menjerat Edy.

“Dipenjara ga?,” ujar akun TikTok @fafa pada unggahan @cahayyabulan terkait kasus Edy Meiyanto.

Pertanyaan tersebut dilontarkan tentu saja karena perasaan yang kecewa atas keputusan pemecatan yang dijatuhkan kepada sang Guru Besar tersebut.

“Cuma di pecat? Gak di penjara?,” ketik @renaldialdi4612

Muncul banyak pertanyaan-pertanyaan serupa karena keputusan yang diberikan kepada Edy hanya sekedar pemecatan dan tidak sepada terhadap apa yang dilakukan kepada korban.

“Kayak gini harusnya buat tindakan tegas, sampai aku lulus bahkan belum dilakukan tindakan” Ketik @loveurself_._.

Selain itu juga terdapat komentar yang merujuk pada sinetron Malaysia yang tengah viral karena menceritakan tentang seorang guru yang mengajarkan ajaran sesat.

“Mirip-mirip dengan Walid,” ujar @Gomie95.

Hingga saat ini keputusan terkait pencopotan status Guru Besar dan juga ASN belum dilakukan terhadap Edy Meiyanto, sehingga banyak warganet yang kecewa dan menuntun untuk mencopot status yang seharusnya mencerminkan tindakan Edy.

Demikian informasi seputar Edy Meiyanto, seorang Guru Besar di Fakultas Farmasi UGM yang melakukan kekerasan dan juga pelecehan seksual kepada 13 korban. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita