GELORA.CO - Belasan siswa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), diduga mengalami keracunan akibat sajian makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Peristiwa itu terjadi pada Senin (14/4/2025).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang Bambang Suryantoro S mengatakan, peristiwa dugaan keracunan itu dialami siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Proyonanggan dan SDN 3 Proyonanggan. Dia mengatakan, terdapat 13 siswa dari kedua sekolah tersebut yang diduga mengalami keracunan makanan.
"Keluhannya mual, mules, agak pusing, hanya 13 anak. Tidak ada yang sampai opname karena begitu ada laporan itu dari dinas kesehatan langsung mendata, melihat, memeriksa, dan aman. Hari ini sudah pada sekolah semua, tidak sampai opname," ujar Bambang ketika dihubungi, Rabu (16/4/2025).
Bambang mengatakan, penyebab ke-13 anak tersebut mengalami gejala seperti keracunan diduga karena mi yang disajikan dalam menu MBG. "Penyebabnya kemungkinan bakminya, kemungkinan mi-nya," ucapnya.
Menurut Bambang, kejadian itu telah direspons Bupati Batang M Faiz Kurniawan. Dia mengatakan, Bupati Faiz akan mengevaluasi vendor program MBG pada kasus terkait. "Kalau memang vendornya tidak menjamin atau menjaga, nanti akan ditutup izinnya, dicabut izinnya. Itu kata Pak Bupati waktu wawancara kemarin," ujar Bambang.
Dia menambahkan, setelah kejadian dugaan keracunan tersebut, pihaknya akan mengintensifkan pengawasan pelaksanaan MBG. "Monitoring dan evaluasi kami ke sekolah-selolah, pada saat jam dibagikan, kita kontrol. Kalau yang ke dapur-dapur mungkin dari dinas kesehatan atau yang terkait," katanya.
"Mungkin dengan kejadian ini, kita evaluasi, mungkin dalam beberapa waktu perlu melihat ke dapur, melihat bahan-bahannya, proses masaknya, penyajiannya," tambah Bambang.
Meski Bambang menyebut hanya siswa di dua SD yang diduga keracunan MBG, tapi hal itu turut dialami murid di TK Islam Al Karomah yang berlokasi di Kauman, Batang. Hal tersebut diungkap Adi Pras (42 tahun), orang tua dari salah satu siswa yang diduga menjadi korban keracunan.
Adi mengungkapkan, terdapat tiga siswa di TK Islam Al Karomah yang diduga keracunan MBG, termasuk putrinya yang berusia 6 tahun. Adi menduga, putrinya mengalami gejala keracunan akibat mi yang menjadi menu karbohidrat MBG pada Senin lalu. "Sebenarnya makanannya itu bukan basi, tapi bau. Itu mungkin karena ada campuran bawangnya, terus dikemas beberapa jam, itu kan membuat baunya menyengat," ujarnya ketika diwawancara via telepon pada Rabu.
Adi menyesalkan bahwa informasi terkait dugaan keracunan itu diperolehnya dari putrinya sendiri, bukan pihak sekolah.
"Jadi makan MBG-nya itu jam 09:30 WIB, anak pulangnya jam 10:00 WIB, saya jemput jam 10 lebih. Cuma kondisi anak saya sudah bersih. Cuma gurunya lagi bersih-bersihin tangga, masih bersihin gelas. Salahnya menurut saya gurunya tidak komunikasi, tidak ngomong. Yang ngomong anaknya sendiri," kata Adi seraya menambahkan bahwa dia menemukan masih ada sisa bercak muntahan pada kerudung putrinya.
Melihat kondisi putrinya demikian, istri Adi pun berinisiatif menghubungi beberapa orang tua murid. "Dan memang benar pada muntah, ada tiga anak," ucapnya.
Menurut Adi, pada Senin bakda Magrib, vendor MBG untuk sekolah putrinya mendatangi rumahnya. "Dia minta maaf, klarifikasi. Yang saya inginkan itu ke depannya lebih baik. Artinya nama orang kan punya kesalahan, tidak ada yang sempurna. Apalagi ini proyek nasional, proyek besar, program pelayanan publik. Jadi ke depannya kalau untuk TK, lebih baik gurunya nyicipi dulu sebelum makan," ujar Adi.
Menurut Adi, sejauh ini belum ada komunikasi antara dia dan pihak sekolah. Kendati demikian, saat ini kondisi putrinya, meskipun masih diliburkan, sudah membaik. "Pemkab (Batang) kemarin sudah ngasih pernyataan kalau misal sampai korbannya dirawat atau berobat itu biayanya ditanggung sama pemerintah semua. Kemarin sudah ada pernyataan dari bupatinya. Tapi Alhamdulillah enggak ada masalah," ucapnya.
Dia pun mengapresiasi langkah yang sudah diambil Pemkab Batang dan vendor MBG terkait. Sebab, sejak adanya peristiwa dugaan keracunan, pelaksanaan MBG di Batang membaik.
"Saya juga dijapri sama Dinkes Batang, ditindaklanjuti. Dinkes sudah datang ke MBG katanya untuk ambil sampelnya, untuk dicek di laboratorium semarang. Kalau untuk Selasa kemarin dan hari Rabu, makanannya jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Jadi kesungguhan dari pihak MBG Batang untuk memperbaiki memang dipenuhi, artinya jangan sampai membuat kesalahan lagi," kata Adi.
Sumber: republika