GELORA.CO - Presiden Prabowo Subianto terlihat sudah berupaya penuh memperbaiki keretakan hubungan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Banyak pihak beranggapan, hubungan Mega dan Jokowi sudah retak sejak mantan presiden dua periode itu dipecat dari PDIP. Kondisi inilah yang berusaha diperbaiki Prabowo untuk menyatukan kedua mantan kepala negara itu.
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam meyakini, Prabowo punya batas kesabaran dalam upaya menyatukan Mega dan Jokowi.
"Selama ini Prabowo menggunakan cara dan pendekatan soft untuk menyatukan Mega dan Jokowi. Namun jika sudah buntu, bisa jadi Prabowo akan meninggalkan salah satunya," kata Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 6 April 2025.
Saiful menilai wajar jika Prabowo sangat ingin menyatukan keduanya. Namun demi bangsa dan negara, kata Saiful, Prabowo perlu mengambil sikap tegas.
"Prabowo jangan terlalu lama menentukan sikap. Jika cara-cara elegan masih sulit membuat Jokowi dan Mega bersatu, maka langkah terbaik adalah membiarkan keduanya saling berbeda," pungkasnya.
Buntut ketegangan Jokowi dan Mega, keduanya memilih absen dalam halal bihalal Idulfitri 1446 Hijriah Presiden Prabowo di Istana Negara. Tak mau tinggal diam, Prabowo kemudian mengutus putranya, Didit Prabowo untuk silaturahmi ke rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Sore harinya, Didit bertolak ke Solo, Jawa Tengah untuk menyambangi rumah Jokowi. Pertemuan Didit Prabowo dan Jokowi hanya berlangsung singkat, sekitar 45 menit.
Sumber: rmol