GELORA.CO - Di kalangan penikmat olahraga tinju siapa yang tidak kenal dengan Mike Tyson. Kisah petinju legendaris ini memeluk Islam ternyata menyimpan banyak cerita inspiratif.
Mike Tyson memutuskan mualaf (masuk Islam) setelah melalui pengalaman spiritual mendalam selama masa sulit dalam hidupnya, terutama ketika menjalani hukuman penjara.
Mike Tyson lahir pada 30 Juni 1966 di Brooklyn, New York. Kehidupan masa kecilnya penuh dengan cobaan, termasuk kemiskinan dan lingkungan yang keras. Namun, bakatnya dalam tinju ditemukan sejak usia muda oleh pelatih legendaris Cus D'Amato.
Di bawah asuhan D'Amato, Tyson berkembang menjadi salah satu petinju paling menakutkan dalam sejarah olahraga baku pukul tersebut. Ketika usianya genap 20 tahun, ia menjadi juara dunia kelas berat termuda sepanjang masa.
Namun, di balik kesuksesannya di atas ring, Tyson menghadapi berbagai masalah pribadi. Termasuk kasus hukum, gaya hidup yang kontroversial, dan perjuangan melawan kecanduan.
Pada tahun 1992, Mike Tyson dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan pemerkosaan. Di penjara, Tyson bertemu dengan narapidana Muslim yang memperkenalkannya pada ajaran Islam. Sosok penting dalam perjalanan spiritualnya di dalam penjara itu bernama Muhammad Siddeeq yang merupakan ulama Nation of Islam (organisasi Muslim kulit hitam di Amerika Serikat).
Bergaul dengan Siddeeq, petinju berjuluk si Leher Beton ini mulai belajar tentang Islam, termasuk nilai-nilai disiplin, pengendalian diri, dan kerendahan hati yang sangat kontras dengan kehidupannya sebelumnya. Selama tiga tahun di penjara, Tyson secara mendalam mempelajari Islam dan akhirnya memutuskan untuk masuk Islam.
Ia mengadopsi nama Muslim "Malik Abdul Aziz" sebagai simbol transformasinya. Saat keluar dari penjara, Mike Tyson mengenakan kopiah putih. Tyson menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya adalah seorang Muslim.
Keputusan ini menjadi titik balik besar dalam hidupnya, membantunya meninggalkan gaya hidup lama yang merusak dan berfokus pada perbaikan diri. Padahal sebelumnya, Tyson dikenal sebagai sosok kontroversial dengan gaya hidup penuh kekacauan dan perilaku destruktif.
Petinju kelahiran 30 Juni 1966 ini menggambarkan pengalaman ini sebagai titik balik dalam hidupnya. Islam memberinya ketenangan dan panduan moral di tengah kekacauan hidupnya. Setelah keluar dari penjara, ia terus menunjukkan komitmen terhadap keyakinannya meskipun menghadapi berbagai godaan duniawi.
Tyson mengaku menemukan kedamaian dalam ajaran Al-Qur'an, terutama pesan-pesan tentang kasih sayang, pengampunan, dan kesempatan kedua. Kisah para nabi dalam Islam menginspirasinya karena ia melihat kesamaan dengan perjuangan pribadinya.
Bagi Tyson, ia merasa bahwa Islam memberikan arah baru dalam hidupnya dan membantunya menghadapi masa lalunya yang penuh dosa dengan mencari pengampunan serta tanggung jawab atas tindakannya.
Setelah menjadi Muslim, Tyson berbicara tentang pentingnya menyembah sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Ia mengakui bahwa sebelumnya hanya memuja dirinya sendiri karena pengaruh ketenaran dan kekayaan.
Namun, melalui Islam, ia belajar untuk menjalani hidup dengan tujuan yang lebih tinggi dan menjadi orang yang lebih baik daripada hanya sekadar "besar" di mata dunia.
Pengalaman spiritual ini tidak hanya mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang kekuatan transformasi melalui iman dan introspeksi.
Salah satu momen paling mengharukan dalam perjalanan spiritual Mike Tyson adalah ketika ia melakukan ibadah umrah ke Mekkah pada tahun 2010. Dalam perjalanan ini, Tyson terlihat sangat emosional dan rendah hati saat menjalankan ritual di Tanah Suci.
Ia mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan tersebut dan menyebut pengalaman itu sebagai salah satu momen paling mendalam dalam hidupnya. Dalam wawancara dan dokumentasi perjalanan umrahnya, Tyson menyatakan bahwa Islam telah membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih damai.
DJ Khaled, yang melaksanakan umrah bersama Tyson, juga menggambarkan momen tersebut sebagai pengalaman yang indah dan emosional Tyson mengungkapkan bahwa perubahan dalam dirinya sangat signifikan. Ia merasa lebih tenang dan sabar dalam menjalani hidup.
"Saya sangat bersyukur menjadi seorang Muslim. Allah tidak membutuhkan saya, saya yang membutuhkan Allah,” ujarnya.
Ia mencatat bahwa keputusan untuk memeluk Islam membantunya meninggalkan sisi negatif dari masa lalu yang penuh dengan kekacauan dan perilaku destruktif. “Saya memiliki karakteristik dari banyak agama, tapi saya seorang Muslim. Ketika saya mati, saya akan mati sebagai seorang Muslim," katanya.
Mantan bintang NBA, Hakeem Olajuwon yang juga seorang Muslim bercerita soal perjalanan spiritual Tyson. "Dia memeluk Islam. Saya melihat komitmennya. Dia mengutip beberapa ayat dari Al Qur'an yang berlaku untuknya. Dia berbicara tentang Hamzah, seorang pejuang besar yang hidup pada zaman Nabi Muhammad," kata Olajuwon tentang sahabat dekatnya itu.
Transformasi Mike Tyson menjadi seorang mualaf menunjukkan bahwa siapa pun dapat menemukan kedamaian dan perubahan positif melalui perjalanan spiritual mereka. Kisahnya menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada kehidupan meskipun menghadapi banyak rintangan.
Sumber: erakini