Mapolres Palopo Dikepung Massa, Teriakan ‘Bayar, Bayar, Bayar’ Minta Penuntasan Kasus Feni Ere

Mapolres Palopo Dikepung Massa, Teriakan ‘Bayar, Bayar, Bayar’ Minta Penuntasan Kasus Feni Ere

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Rakyat (Amara) for Feni Ere menggeruduk Mapolres Palopo pada Minggu malam (16/3/2025).

Mereka menggelar aksi damai sebagai bentuk protes dan menuntut pengungkapan yang transparan atas kasus kematian Feni Ere, seorang warga Palopo yang meninggal dalam kondisi misterius.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa yang kompak mengenakan pakaian hitam membakar ratusan lilin sebagai bentuk peringatan dan solidaritas terhadap korban.

Mereka juga membawa selebaran dengan tulisan #justiceforfeniere, yang menjadi seruan utama mereka dalam perjuangan ini.


Tak hanya itu, para demonstran juga membentangkan spanduk bertuliskan "Percuma Ada Polisi, No Money", menggambarkan rasa frustrasi mereka terhadap apa yang mereka anggap sebagai lambannya penanganan kasus ini oleh pihak kepolisian.

Aksi semakin memanas ketika mahasiswa melakukan teatrikal yang menggambarkan kasus kematian Feni Ere.

Dalam teatrikal tersebut, para peserta aksi memperlihatkan betapa beratnya situasi yang dialami oleh keluarga korban, dengan simbol-simbol yang menggambarkan ketidakadilan dan kebingungan mereka.

Tidak berhenti di situ, para demonstran terus meneriakkan kata ‘bayar, bayar, dan bayar’, serta ‘ada uang kasus tuntas’, sebagai bentuk kecaman terhadap dugaan adanya faktor uang yang memengaruhi pengungkapan kasus ini.

“Kami ingin keadilan untuk Feni Ere! Kami minta agar polisi mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas kematian Feni dengan segera!” teriak salah seorang orator dalam aksi tersebut.


Sejumlah mahasiswa mengaku kecewa dengan proses penyelidikan yang dirasa lambat, serta mencurigai adanya ketidaktransparanan dalam penanganan kasus yang sempat menghebohkan masyarakat Palopo ini. Mereka menilai, jika kasus ini melibatkan uang atau kepentingan tertentu, maka proses hukum akan berjalan lebih cepat.

Aksi ini sempat membuat kerumunan massa semakin besar di depan Mapolres Palopo, dengan aparat kepolisian yang tampak memantau jalannya demonstrasi.

Namun, pihak kepolisian tetap menjaga keamanan dan tidak menghalangi jalannya aksi.


Pihak Polres Palopo yang dimintai keterangan terkait tuntutan mahasiswa ini belum memberikan jawaban resmi. Namun, mereka mengimbau agar masyarakat tetap menjaga ketertiban dan memberikan ruang bagi proses hukum yang sedang berjalan.

Para mahasiswa menegaskan, aksi ini bukan hanya sekadar protes, tetapi sebuah seruan untuk keadilan bagi Feni Ere dan keluarga yang ditinggalkan.

Mereka menuntut agar proses hukum dilakukan secara adil, tanpa ada intervensi yang mempengaruhi jalannya penyelidikan.

Aksi tersebut berakhir dengan damai pada malam hari, meski tuntutan mereka tetap menggaung di udara Palopo.


Mahasiswa mengancam akan terus menggelar aksi lanjutan jika pihak berwajib tidak segera mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas kematian Feni Ere.


Kasus Kematian Feni Ere: Keluarga dan Tim Kuasa Hukum Soroti Lambannya Proses Penyidikan

Kasus kematian Feni Ere, seorang wanita asal Mungkajang, Palopo, yang ditemukan dalam kondisi kerangka pada Februari 2025, hingga kini masih menyisakan banyak tanda tanya.

Feni Ere dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan ditemukan tak bernyawa pada Februari 2025 di Kilometer 35 Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Meski tubuhnya ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan, penyebab kematian Feni Ere masih belum jelas, meski ada indikasi kuat bahwa ia menjadi korban pembunuhan.

Kapolres Palopo, AKBP Safi’i Nafsikin, dalam keterangannya kepada Tribun-Timur.com, mengungkapkan bahwa tim forensik menemukan adanya tanda luka akibat benda tumpul di pipi korban.

 "Posisi korban saat ditemukan mengarah pada dugaan pembunuhan," ujar AKBP Safi’i Nafsikin, Selasa (11/3/2025).

Namun, meskipun dugaan pembunuhan semakin kuat, hingga saat ini pelaku belum berhasil ditangkap. Pihak kepolisian Polres Palopo pun masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Proses penyelidikan ini diakui oleh AKBP Safi’i sebagai tantangan besar bagi timnya.


"Pelakunya sangat lihai," kata Kapolres, yang juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta bantuan dari Polda Sulawesi Selatan.

Bahkan, Scientific Crime Investigation telah dikirim ke Mabes Polri untuk membantu mengungkap siapa pelaku di balik tragedi ini.

Diharapkan hasil dari investigasi ilmiah ini dapat menjadi bukti yang kuat dalam proses hukum yang akan datang.

Meskipun pihak kepolisian terus mendalami kasus ini, tim kuasa hukum keluarga Feni Ere, Badranaya Partnership, menyoroti lambannya proses penyidikan yang dilakukan oleh Polres Palopo.

Dalam keterangan persnya, kuasa hukum Feni Ere, Manggata Toding Allo, mengungkapkan keprihatinan atas kurangnya kemajuan dalam kasus ini.

"Penyelidikan ini terkesan sangat lambat. Pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan tidak berurutan dan kurang efektif," ujarnya, Jumat (14/3/2025).

Manggata Toding Allo juga menekankan bahwa hingga kini belum ada penetapan tersangka dalam kasus pembunuhan ini, meskipun banyak saksi yang telah diperiksa.

"Kami mendesak agar Polres Palopo menyerahkan kasus ini kepada Polda Sulawesi Selatan atau segera mengambil langkah lebih tegas dalam mengungkap siapa pelaku," katanya.


Selain itu, pihak kuasa hukum juga berencana melaporkan beberapa oknum di Polres Palopo yang mereka duga telah menghambat proses penyelidikan terkait laporan hilangnya Feni Ere pada Januari 2024.


Penyelidikan yang Belum Menunjukkan Hasil yang Memadai

Feni Ere, seorang sales mobil, dilaporkan hilang secara misterius pada Januari 2024. Keluarga Feni sempat melaporkan kasus ini ke Polres Palopo pada 27 Februari 2024.

Setelah setahun hilang, pada 10 Februari 2025, kerangka mayat Feni Ere ditemukan di kawasan Battang Barat, Palopo.

Keluarga korban meyakini bahwa kerangka yang ditemukan adalah milik Feni Ere karena adanya kemiripan fisik yang jelas antara keduanya. Pihak kepolisian kemudian menyerahkan kerangka tersebut kepada keluarga, meskipun hasil pemeriksaan DNA belum keluar.

Polres Palopo telah memeriksa sejumlah saksi terkait hilangnya Feni Ere, termasuk orang-orang yang terakhir bertemu dengan korban sebelum ia menghilang.

 "Kami telah memeriksa 22 saksi dalam kasus ini, dan akan terus memeriksa saksi-saksi lainnya untuk mengungkap lebih lanjut mengenai pelaku," ujar Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, Senin (10/3/2025).

Saksi yang diperiksa juga termasuk sekuriti yang pertama kali menemukan mobil Feni Ere di Kota Makassar. Meski begitu, hingga kini pelaku belum berhasil diidentifikasi.

Proses Identifikasi dan Penemuan Kerangka
Identifikasi korban sempat menjadi hambatan dalam proses penyelidikan.


Kerangka yang ditemukan pada Februari 2025 tersebut awalnya sulit untuk dikenali, namun setelah dilakukan autopsi dan pemeriksaan DNA, pihak kepolisian dan keluarga akhirnya dapat memastikan bahwa kerangka tersebut adalah milik Feni Ere.

Pihak keluarga, yang diwakili oleh ayah Feni, Parman, menyatakan bahwa mereka yakin bahwa itu adalah anaknya, meski belum ada hasil pemeriksaan DNA yang keluar pada saat itu.

Pada 20 Februari 2025, kerangka Feni Ere diserahkan kepada keluarga setelah ada kecocokan fisik antara kerangka dan ciri-ciri fisik Feni.

Kerangka tersebut dimasukkan ke dalam peti putih dan dibawa ke rumah duka.

Ratusan kerabat dan keluarga mengiringi ambulans yang membawa kerangka tersebut, dengan isak tangis pecah di rumah duka saat mereka menerima kenyataan pahit tersebut.

Kesulitan dalam Menyelesaikan Kasus
Kasus kematian Feni Ere, yang telah memakan waktu lebih dari setahun, mengundang perhatian masyarakat Palopo dan memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja pihak kepolisian dalam menangani kasus ini.

Kapolres Palopo AKBP Safi’i Nafsikin mengungkapkan bahwa timnya menghadapi kesulitan dalam menemukan pelaku, dan mengakui bahwa ini adalah kasus yang sangat rumit.

 "Kami kesulitan menemukan pelaku karena kecerdikan pelaku dalam menghindari penangkapan," ujar Safi’i, Senin (10/3/2025).


Pihak keluarga dan kuasa hukum pun berharap agar pihak kepolisian dapat segera menemukan bukti yang dapat mengarah pada pelaku.

Meskipun sudah banyak saksi yang diperiksa, dan tim forensik serta tim Scientific Crime Investigation terus bekerja, pelaku pembunuhan Feni Ere masih belum ditemukan.

Hal ini menambah tekanan bagi pihak kepolisian untuk segera memberikan keadilan bagi keluarga Feni Ere.

Kasus ini juga menunjukkan betapa pentingnya ketepatan dan kecepatan dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan nyawa manusia.

Masyarakat Palopo pun menanti dengan cemas hasil penyelidikan lebih lanjut, berharap agar pelaku segera tertangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal.


Dalam perkembangan lebih lanjut, masyarakat Palopo berharap kasus ini bisa segera terungkap dengan bukti-bukti yang valid, sehingga keadilan dapat ditegakkan bagi Feni Ere dan keluarganya yang telah menunggu lebih dari setahun untuk mengetahui kebenaran di balik hilangnya Feni Ere.

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita