Sederet Prestasi Brian Yuliarto Sebelum Jadi Mendikti Saintek, Pernah Raih Habibie Prize

Sederet Prestasi Brian Yuliarto Sebelum Jadi Mendikti Saintek, Pernah Raih Habibie Prize

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Sederet Prestasi Brian Yuliarto Sebelum Jadi Mendikti Saintek, Pernah Raih Habibie Prize

GELORA.CO -
Presiden Prabowo Subianto hari ini melantik dosen dan peneliti Prof Brian Yuliarto ST MEng PhD sebagai sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro. Bryan memiliki sejumlah prestasi mentereng selama menjadi akademisi.

Guru Besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut merupakan peraih penghargaan Habibie Prize 2024 Bidang Ilmu Rekayasa pada Anugerah Talenta Unggul Habibie Prize 2024. Di samping itu Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB itu juga masuk ke dalam jajaran Top 2 persen ilmuwan terbaik dunia, serta Top 1 peneliti bidang nanosains dan nanoteknologi di Indonesia.

Setelah menjalani pendidikan S1 Teknik Fisika ITB pada 1999, serta S2 dan S3 Quantum Engineering and System Science Department, University of Tokyo, pada 2005, Prof Brian memulai kariernya sebagai akademisi sejak 2006, dengan fokus penelitian pada pengembangan nanomaterial untuk aplikasi sensor dan energi.

Sepanjang karirnya sebagai akademisi, Brian juga tercatat pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB (2020-2024), Visiting Professor di Tsukuba University (2021-sekarang), serta terlibat dalam berbagai proyek riset dan kerja sama dengan institusi internasional, seperti UC Berkeley di Amerika Serikat, Korea University, serta berbagai lembaga penelitian di Jepang.

Selama berkiprah menjadi akademisi, Brian juga menghasilkan sebanyak 343 publikasi ilmiah di jurnal bereputasi internasional, dengan lebih dari 6.000 sitasi dan 40 h-indeks di Scopus. Di luar kegiatan akademik, Brian juga aktif sebagai Ketua Lembaga Kajian Kerja Sama Strategis PW Muhammadiyah Jawa Barat (2023-2027) dan Ketua PC Muhammadiyah Cibeunying Kaler (2023-2027).

Dengan dilantiknya Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek yang baru, diharapkan Indonesia mampu melaksanakan riset unggulan, menciptakan kolaborasi global, dan membangun masa depan ilmu pengetahuan di Indonesia. Sehingga, kemajuan dunia industri di Indonesia dapat terwujud melalui berbagai langkah hilirisasi hingga tingkat pendidikan tinggi, dalam rangka membentuk generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian mengaku terkejut dengan reshuffle yang dilakukan Prabowo terhadap Satryo. Padahal, selama ini Satryo dinilai mudah diajak koordinasi dengan Komisi X DPR.

"Ya beberapa bulan terakhir kami selalu koordinasi, selalu kerja sama. Pada prinsipnya baik," kata dia.

Ihwal kontroversi yang dilakukan oleh Satryo, Lalu enggan mengomentarinya. Namun, ia memastikan koordinasi yang dilakukan dengan Satryo selama ini berjalan dengan baik.

"Nah kalau persoalan internal di Kemendikti Saintek ya kami tidak akan ikut campur," kata dia.

Meski begitu, ia berharap, pengganti Satryo akan lebih baik. Menurut dia, pengganti Satryo harus dapat menerjemahkan visi misi Presiden Prabowo, khususnya di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi.

"Ya terpenting harapan kami pengganti ini harus lebih hebat, lebih bagus, visi misi terhadap pendidikan tinggi saintek itu harus lebih bagus lebih hebat dari Prof Satryo," kata dia.

Kabar penggantian Satryo sebagai Mendiktisaintek mulai santer setelah adanya aksi unjuk rasa sejumlah pegawai kementerian pada 20 Januari 2025. Para ASN pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi saat itu memprotes pemberhentian secara mendadak salah satu pegawai. Walaupun demikian, aksi itu kemudian berujung damai antara Satryo dengan kelompok pegawai.

Satryo menjadi menteri Kabinet Merah Putih pertama yang kena kebijakan reshuffle Presiden Prabowo setelah pemerintah melewati 100 hari pertama masa kerjanya.

Sumber: republika
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita