GELORA.CO - Mohammed Ali Berawi dikenal sebagai sosok yang memiliki peranan penting dalam keberhasilan proyek Proof of Concept (PoC) taksi terbang. Proyek ini rencananya sebagai solusi mobilitas pintar di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Keberadaan proyek ini sangat signifikan karena diharapkan dapat mendukung pengembangan sistem transportasi yang lebih modern dan efisien di IKN.
Namun, setelah berita mengenai pengunduran dirinya dari jabatan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital (THD) Otorita IKN, masyarakat mulai bertanya tentang masa depan taksi terbang serta moda transportasi lain yang mendukung mobilitas pintar di IKN.
Apa Komitmen Kedeputian THD setelah Pengunduran Diri Ale?
Dalam sebuah pertemuan daring melalui Zoom yang dihadiri Kompas.com pada Selasa (11/2/2025), pihak Kedeputian THD menegaskan, komitmen untuk melanjutkan proyek taksi terbang dan mobilitas pintar lainnya di IKN tetap dijalankan.
Ale, selaku narasumber, menjelaskan bahwa PoC taksi terbang yang dilakukan oleh Hyundai Motors Company (HMC) dan Korean Aerospace Research Institute (KARI) pada tahun 2024 merupakan salah satu pencapaian penting yang diraih oleh Kedeputian THD.
Proses PoC taksi terbang pertama di Indonesia berlangsung di wilayah udara Bandara Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (29/7/2024).
Proses lepas landas taksi terbang dengan nomor lambung HL016X dimulai pada pukul 11.33 WITA, menjelajahi area Bandara APT Pranoto dengan pola angka 8.
Dalam waktu empat menit, taksi terbang ini berhasil terbang pada ketinggian antara 50 hingga 80 meter dengan kecepatan mencapai 50 kilometer per jam.
Pengamatan Kompas.com menunjukkan bahwa taksi terbang tersebut menunjukkan stabilitas yang tinggi saat melintasi jalur yang telah ditentukan, hingga mendarat dengan aman.
Mengapa Proses PoC Penting untuk Dikembangkan?
Ale menekankan pentingnya proses PoC, yang berfungsi untuk membuktikan bahwa sebuah ide atau konsep dapat diimplementasikan secara nyata.
PoC bertujuan untuk menilai kelayakan teknis, fungsional, dan ekonomis dari sebuah gagasan sebelum melanjutkan investasi lebih lanjut.
Selain itu, PoC juga membantu mengidentifikasi potensi masalah dan tantangan yang mungkin timbul sebelum proyek dilaksanakan secara penuh, sehingga risiko kegagalan dapat diminimalkan.
Apa Rencana Pengembangan Taksi Terbang ke Depan?
Saat ini, pengembangan taksi terbang yang merupakan bagian dari industri Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) terus berlanjut, dengan fokus pada pembangunan ekosistem yang mendukung.
Berbagai kajian terkait komersialisasi moda transportasi udara, termasuk regulasi penggunaan udara dan penelitian teknologi, telah dimulai dalam tiga tahap pengembangan:
- Tahap I (2024-2025):
Fokus pada PoC dan studi bersama untuk pengajuan kebijakan.
- Tahap II (2026-2028):
Pelaksanaan jasa yang mencakup pembangunan pusat riset dan pengembangan (R&D) untuk UAM-AAM, penelitian teknologi, dan pembentukan model bisnis di Indonesia.
- Tahap III (2029):
Komersialisasi UAM-AAM.
Saat ini, perkembangan taksi terbang berada pada fase kerjasama transfer teknologi yang melibatkan HMC, KARI, dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Bagaimana Nasib Pengunduran Diri Ale?
Ale telah mengajukan surat pengunduran diri untuk kembali ke instansi asalnya, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), dengan permohonan yang ditujukan kepada Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono pada 7 Februari 2025.
Di FTUI, Ale menjabat sebagai guru besar dan Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia.
Pengunduran dirinya secara resmi masih menunggu keputusan dari Presiden.
Dengan langkah-langkah yang sudah diambil dan komitmen yang terus dinyatakan oleh Kedeputian THD, masa depan proyek taksi terbang di IKN diharapkan tetap cerah meskipun ada perubahan dalam kepemimpinan.
Sumber: kompas