GELORA.CO - Presiden Prabowo Subianto pernah melakukan praktik KaburAjaDulu ke luar negeri karena situasi keamanan dan politik Indonesia gelap.
Tagar KaburAjaDulu viral di media sosial merespons situasi terkini dalam negeri imbas kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Warganet menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintah lewat tagar KaburAjaDulu dan menyerukan agar WNI pindah ke luar negeri.
Tagar KaburAjaDulu digunakan para generasi muda di X untuk berbagi informasi tentang peluang kerja, beasiswa, dan berbagai cara agar bisa hidup layak di luar negeri.
Di antara isu yang mendorong munculnya tagar #KaburAjaDulu di media sosial adalah kebijakan Presiden Prabowo terkait efisiensi anggaran besar-besaan di sejumlah kementerian/lembaga.
Sebelum rami seruan mengasingkan diri ke luar negeri hari-hari ini, Prabowo ternyata pernah melakukannya dengan KaburAjaDulu ke Timur Tengah.
Pada 1998, Prabowo Subianto mengasingkan diri ke Yordania setelah dituduh menjadi dalang kerusuhan Mei 1998.
"Pada pertengahan tahun 1998, saya dituduh macam-macam. Karenanya, saya memilih untuk mengasingkan diri ke Yordania," cuit Prabowo di X pada 26 Februari 2014 dikutip Selasa, 18 Februari 2025.
Kala itu hati Prabowo sedang bergejolak karena banyak tuduhan diarahkan kepadanya terkait situasi politik dan keamanan di Indonesia yang gelap sampai akhirnya ayah Prabowo, Soemitro memberi nasihat.
“Pada hari-hari yang gelap, jangan pernah berharap kepada orang yang pernah kamu tolong. Tapi akan selalu datang bantuan dari siapa saja," kata Soemitro, dikutip dari buku Prabowo titisan Soeharto? mencari pemimpin baru di masa paceklik tulisan Adi Soempono (2008).
Niat Prabowo kabur ke Yordania bersambut manis, Pangeran Abdullah II menelepon dan menjadi tiket emas bagi Prabowo untuk terbang ke Yordania.
“What can I do? You're my friend," kata Raja Abdullah II itu.
Tiba di Yordania, Prabowo disambut dengan hangat dan dapat perlakuan khusus ala militer.
Diceritakan Prabowo sempat ‘dipaksa' menginspeksi pasukan yang menyambutnya oleh anak buah Pangeran Abdullah.
Sementara itu, di ujung barisan, Pangeran Abdullah tampak tersenyum-senyum dan memeluk Bowo. “Di sini, Anda tetap Jendral," bisik Abdullah.
Konon, selama berada di negeri berjuluk "Philadelphia Abadi" itu, Prabowo sempat ditawari untuk bermalam di salah satu istana kerajaan.
Namun Prabowo menolak dan lebih memilih tinggal di apartemen yang berdinding batu gurun warna abu-abu ketimbang berada di istana Pangeran Abdullah.
Sementara itu istrinya, Siti Hediati Harijadi atau Titiek Soeharto tidak turut menemaninya ke Yordania.
Titiek memilih tinggal di Amerika Serikat untuk membersamai puteranya, Didit Hediprasetyo yang belajar di sana.
"Saat saya disingkirkan oleh ABRI, oleh elit politik di Indonesia, negeri ini menerima saya dengan baik," kata Prabowo.
Selama pengasingan dirinya di Yordania, Prabowo mendalami ilmu bisnis dari mentor-mentor yang disarankan oleh Pangeran Abdullah II.
Prabowo juga mulai berbisnis dengan menjalankan perusahaan-perusahaan energi di Timur Tengah dan Eropa Timur.
Sampai saat ini, Prabowo terus mengenang dan tak akan lupa dengan kebaikan sahabat yang dikenalnya saat menjalani pelatihan infanteri lembaga pendidikan militer Fort Benning di Amerika Serikat.
"Bicara mengenai Raja Yordania, mungkin sebagian dari sahabat tahu saya tidak akan pernah lupa akan kebaikan beliau," cuit Prabowo.
Kali terakhir pertemuan resmi keduanya terjadi pada Senin 10 Juni 2024 saat Prabowo diundang sebagai Menteri Pertahanan mewakili Presiden Joko Widodo pada acara konferensi tingkat tinggi “Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza”.***
Sumber: hops