Zionis Kesal Meski Hamas Bebaskan 4 Tentara Israel yang Disandera, Ini Sebabnya

Zionis Kesal Meski Hamas Bebaskan 4 Tentara Israel yang Disandera, Ini Sebabnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kelompok Hamas telah membebaskan empat sandera tentara wanita Israel pada hari Sabtu sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 200 tahanan Palestina, sesuai perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung 15 bulan di Gaza.

Meski empat tentara wanita tersebut telah dibebaskan, rezim Zionis Israel tetap kesal. Alasannya, Zionis berharap seorang sandera sipil wanita ikut dibebaskan pada hari Sabtu, namun ternyata tidak.

Keempat tentara wanita Israel yang dibebaskan dibawa ke podium di Kota Gaza di tengah kerumunan besar warga Palestina dan dikelilingi oleh puluhan tentara Hamas bersenjata. Mereka melambaikan tangan dan tersenyum sebelum digiring pergi, memasuki kendaraan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan diangkut ke posisi pasukan Israel.

Para prajurit Zionis tersebut—Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag—semuanya ditempatkan di pos pengamatan di tepi Gaza dan diculik oleh pasukan Hamas yang menyerbu pangkalan mereka selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Orang tua mereka bertepuk tangan dan berteriak kegirangan saat melihat mereka di layar, menyaksikan serah terima langsung dari pangkalan militer terdekat di seberang perbatasan.

Di Tel Aviv, ratusan warga Israel berkumpul di apa yang disebut Lapangan Sandera, menangis, berpelukan, dan bersorak saat ditayangkan di layar raksasa.

Mereka dipertemukan kembali dengan keluarga mereka segera setelah itu dan akan dibawa ke rumah sakit di Israel tengah, kata kementerian kesehatan Israel. Foto-foto yang dipublikasikan oleh militer Israel menunjukkan mereka berpelukan erat dengan orang tua mereka, sambil tersenyum dan menangis.

Bus-bus yang membawa tahanan Palestina yang dibebaskan terlihat berangkat dari penjara militer Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki, segera setelah para sandera Israel dibebaskan. Layanan Penjara Israel mengatakan semua 200 tahanan telah dibebaskan.

Mereka termasuk milisi terpidana yang menjalani hukuman seumur hidup karena keterlibatan mereka dalam serangan yang menewaskan puluhan orang, menurut daftar yang diterbitkan oleh Hamas.

Sekitar 70 orang akan dideportasi ke Mesir, 16 lainnya dikirim ke Gaza dan tahanan yang tersisa akan dibebaskan ke Tepi Barat, kata pejabat Palestina.

Sengketa Pertukaran Sandera dan Tahanan

Pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina pada hari Sabtu adalah yang kedua sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari. Sebelumnya, Hamas menyerahkan tiga warga sipil wanita Israel dengan imbalan 90 tahanan Palestina.

Namun kegembiraan di Israel pada hari Sabtu dibayangi oleh kekesalan setelah seorang sandera sipil wanita yang diharapkan akan dibebaskan pada hari Sabtu, tidak dibebaskan. Arbel Yehud (29) diculik bersama pacarnya dari rumah mereka di Kibbutz Nir Oz pada 7 Oktober 2023.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa hal itu merupakan pelanggaran gencatan senjata, sementara Hamas mengatakan bahwa itu adalah masalah teknis.

Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompoknya telah memberi tahu para mediator bahwa Arbel Yehud masih hidup dan akan dibebaskan Sabtu depan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa warga Palestina di Gaza tidak akan diizinkan untuk menyeberang kembali ke wilayah utara sampai masalah tersebut diselesaikan.

Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi dari Gaza utara selama perang dan banyak yang berharap untuk kembali mulai hari Minggu (26/1/2025).

Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada Reuters bahwa para mediator sedang berupaya menyelesaikan masalah tersebut.

Gencatan Senjata Gaza

Perjanjian gencatan senjata, yang disusun setelah berbulan-bulan negosiasi yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir serta didukung oleh Amerika Serikat, telah menghentikan pertempuran untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata yang berlangsung hanya seminggu pada November 2023.

Dalam fase enam minggu pertama kesepakatan tersebut, Hamas telah setuju untuk membebaskan 33 sandera, termasuk anak-anak, wanita, pria tua, serta orang sakit dan terluka, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina di penjara Israel, sementara pasukan Israel mundur dari beberapa posisi mereka di Jalur Gaza.

Dalam fase berikutnya, kedua belah pihak akan menegosiasikan pertukaran sandera yang tersisa, termasuk pria yang berusia wajib militer, dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, yang sebagian besar telah hancur setelah 15 bulan pertempuran dan pengeboman.

Setelah pembebasan pada hari Sabtu, 90 sandera masih berada di Gaza, menurut otoritas Israel, yang telah menyatakan sekitar sepertiga dari mereka tewas secara in absentia.

Keluarga sandera yang tidak diikutsertakan dalam tahap pertama khawatir gencatan senjata akan gagal sebelum mencapai tahap berikutnya dan orang-orang yang mereka cintai akan tertinggal di Gaza.

Israel melancarkan operasinya di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, ketika para milisi Palestina yang dipimpin Hamas menewaskan 1.200 orang dan membawa lebih dari 250 sandera ke Gaza, menurut penghitungan resmi Israel. Sejak itu, lebih dari 47.000 warga Palestina telah tewas di Gaza akibat invasi brutal Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Israel telah kehilangan lebih dari 400 tentara dalam pertempuran di Gaza. Hamas belum mengungkapkan berapa banyak milisinya yang meninggal. Israel memperkirakan bahwa lebih dari sepertiga korban tewas di Gaza adalah milisi.

Sumber: sindonews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita