Warga Gaza Menangis Bahagia, Sambut Gencatan Senjata Israel-Hamas

Warga Gaza Menangis Bahagia, Sambut Gencatan Senjata Israel-Hamas

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Rakyat Palestina di beberapa wilayah di Jalur Gaza menyaksikan perayaan besar-besaran menyusul konfirmasi penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Israel pada Rabu (15/1/2025).

Implementasi gencatan senjata itu akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025.

Perjanjian gencatan senjata itu akan mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung di Jalur Gaza selama lebih dari 15 bulan.

Suasana kegembiraan mendominasi jalan-jalan Deir al-Balah di tengah Jalur Gaza dan Khan Yunis di selatan Jalur Gaza.


Orang-orang yang bersuka ria meneriakkan, “Kami adalah anak-anak Muhammad Deif,” mengacu pada panglima Brigade Martir Izz al-Din al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas.

Sebagian meneteskan air mata kebahagiaan sementara yang lain bersiul, bertepuk tangan, dan meneriakkan "Allahu Akbar".

"Saya bahagia, ya, saya menangis, tetapi itu adalah air mata kebahagiaan," kata Ghada, seorang ibu lima anak yang mengungsi dari rumahnya di Kota Gaza.

"Kami seperti terlahir kembali, dengan setiap jam penundaan Israel melakukan pembantaian baru, saya harap semuanya segera berakhir sekarang," katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan dari tempat penampungan di kota Deir al-Balah di Gaza tengah.

Iman Al-Qouqa, yang tinggal bersama keluarganya di tenda terdekat, masih tidak percaya.


"Ini adalah hari kebahagiaan, kesedihan, kejutan dan kegembiraan, tetapi tentu saja ini adalah hari di mana kita semua harus menangis dan menangis lama karena apa yang telah kita semua hilang," katanya kepada Reuters.

"Kita tidak hanya kehilangan teman, saudara, dan rumah, kita juga kehilangan kota kita, Israel mengirim kita kembali ke masa lalu karena perangnya yang brutal," lanjutnya.


"Sudah saatnya dunia kembali ke Gaza, fokus pada Gaza, dan membangunnya kembali," kata Qouqa.


Para pemuda menabuh rebana, meniup terompet, dan menari di jalan di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, beberapa menit setelah mendengar berita tentang kesepakatan yang dicapai di ibu kota Qatar, Doha.

Kesepakatan itu menguraikan fase gencatan senjata awal selama enam minggu dan mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza.


Sebelumnya, Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman bin Jassim Al Thani mengumumkan Israel dan Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

Fase pertama gencatan senjata akan berlangsung selama 42 hari yang dimulai dengan penarikan tentara Israel dari wilayah padat penduduk di Jalur Gaza.

Kemudian, pertukaran tahanan dan jenazah mereka akan dilakukan menurut mekanisme tertentu yang saat ini sedang dipersiapkan.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.707 jiwa dan 110.265 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (15/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita