GELORA.CO -Ulah patroli dan pengawalan (Patwal) yang bertindak arogan saat mengawal mobil berpelat nomor RI 36 mendapat sorotan tajam dari Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas RA.
Tindakan patwal tersebut mencerminkan arogansi kekuasaan dan merugikan citra pemerintah.
Buntut dari insiden tersebut, Anas mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengevaluasi kinerja para pembantunya, termasuk institusi yang terlibat dalam pengawalan pejabat negara.
"Semua pembantu presiden baik menteri, utusan khusus dan pemimpin lembaga setingkat menteri patut dievaluasi dalam kurun waktu tertentu, apalagi ada insiden yang meresahkan publik," kata Anas kepada RMOL, Minggu 12 Januari 2025.
Ia melanjutkan, penilaian buruk terhadap pembantu presiden akan berdampak terhadap kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Para pejabat pun diingatkan untuk tidak melakukan hal yang aneh-aneh dan menjaga sikap. Pasalnya, perilaku pejabat negara semakin mudah diamati dan dinilai oleh masyarakat.
"Di era digital hari ini, semua warga menjadi pewarta di lingkungan masing-masing. Sehingga adab perilaku pejabat negara mudah dijangkau mata dan rakyat bisa menilai," tegas Anas.
Arogansi yang ditunjukkan oleh patwal bukan hanya persoalan individu, tetapi mencerminkan lemahnya pengawasan dan disiplin di lingkup pemerintahan. Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan karena dapat menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Sumber: RMOL