Muhammadiyah Ungkap Terduga Dalang Pembangunan Pagar Laut di Tangerang, Ini Sosoknya

Muhammadiyah Ungkap Terduga Dalang Pembangunan Pagar Laut di Tangerang, Ini Sosoknya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengungkap dalang di balik pembangunan pagar laut di Tangerang, Banten. Berikut sosoknya.


Menurut Ketua Riset dan Advokasi Publik LBHAP PP Muhammadiyah, Gufroni pihaknya telah melaporkan temuan tersebut ke Bareskrim Polri beberapa waktu lalu. Tercatat, ada tujuh pihak ini diduga memiliki peranan kuat dalam membangun pagar laut berdasarkan sumber sosial media.


"Nah, tujuh nama ini ya satu swasta yang lainnya adalah individu, walaupun individu ini diduga bagian dari swasta itu juga," ucap Gufroni saat dihubungi, Sabtu (25/1/2025) pagi.

Gufroni menjelaskan dalang kuat pembangunan pagar laut itu, yakni Agung Sedayu Group. Hal itu berdasarkan pengakuan dari para pekerja di lapangan yang memasang pagar laut.


"Pertama tentu yang paling bertanggung jawab ya saya kira adalah Agung Sedayu Group, ya karena di beberapa video itu ada pengakuan-pengakuan dari pekerja-pekerja yang memasang bambu itu di beberapa titik yang di Kronjo itu mengatakan bahwa ini memang proyek Agung Sedayu Grup," ucap Gufroni.

"Jadi tidak terbantahkan bahwa ini adalah pagar misterius, tidak jelas siapa pemiliknya Karena pekerja-pekerja bambu itu dengan lengan polosnya mungkin, yang menyebut bahwa ini (proyek) Agung Sedayu Grup, Itu yang pertama ya," tuturnya.


Kemudian, orang individu yang diduga terlibat dalam pembangunan pagar laut ialah, Ali Hanafiah Lijaya. Dari informasi yang didapat, kata Gufroni, Ali merupakan orang kepercayaan Sugianto Kusuma alias Aguan, perintis Agung Sedayu Group.


"Ali Hanafiah Wijaya, itu kami dengar adalah tangan-tangannya Aguan. Tapi beliau ini sebenarnya bukan hanya persoalan pagar bambu saja, tapi persoalan pembebasan lahan, soal perampasan tanah di Kabupaten Tangerang, Ali Hanafi lah yang lebih banyak bermain, yang terlibat di lapangan. Jadi dia lah yang diduga yang membiayai tentang pagar bambu ini," ucapnya.

Kemudian, kata Gufroni, ada juga nama Encun alias Gojali. Ia berkata, Encun berperan untuk memfasilitasi segala kebutuhan.

"Baru yang di lapangan yang mencari pekerja yang menyiapkan bambu-bambu itu ada namanya Mandor Memet. Jadi beberapa orang di sana sudah tahu Mandor Memet siapa, Encun siapa, apalagi Ali Hanafiah, ini satu kesatuan ya," ucap Gufroni.

Selain warga sipil, Gufroni menyebut, Kepala Desa Kohot, Arsin juga diduga terlibat salang pembangunan pagar laut itu. Hal itu terlihat karena dari video yang didapat, Arsin turun mengatur bambu yang digunakan sebagai bahan membuat pagar laut.

"Ada video yang viral, di situ ada Pak Arsin menyuruh orang untuk membawa atau mengatur bambu-bambu di pinggir pantai. Ini kami ketahui bahwa ini ada hubungannya dengan pagar bambu, walaupun dia sudah klarifikasi bahwa ini bukan ini kan untuk mencegah abrasi. Ya tinggal diklarifikasi oleh kepolisian," tutur Gufroni.

Selain itu, Gufroni juga melaporkan dua anggota dari kelompok yang dinamakan Jaringan Rakyat Pantura (JRP).

"Ada dua nama juga yang kami sampaikan, ada Sandi Martapraja ya yang mengklaim bahwa ini swadaya. Kemudian ada lagi Tarsin yang mengaku-ngaku nelayan Itu kami juga sampaikan nama-nama itu ke Mabes Polri," ucap Gufroni

Sumber: inews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita