AS Resmi Hengkang dari WHO, Trump: Cukup Sudah ‘Drama’ Pandemi

AS Resmi Hengkang dari WHO, Trump: Cukup Sudah ‘Drama’ Pandemi

Gelora News
facebook twitter whatsapp
AS Resmi Hengkang dari WHO, Trump: Cukup Sudah ‘Drama’ Pandemi

GELORA.CO -
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan keputusan penarikan negaranya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (20/1) waktu setempat, dalam langkah kontroversial yang menuai kecaman dari para pakar kesehatan di hari pertamanya kembali ke Gedung Putih.

Trump memang dikenal kritis terhadap badan kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut. Pada Juli 2020, di tengah pandemi COVID-19 yang masih berkecamuk, pemerintahan Trump secara resmi memulai proses keluar dari WHO. Namun, keputusan tersebut dibatalkan oleh Presiden Joe Biden pada awal masa jabatannya di 2021.

Dalam teks perintah eksekutif yang dirilis, Trump menyebut WHO telah melakukan kesalahan dalam penanganan pandemi COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China, serta kegagalan dalam mengadopsi reformasi yang sangat dibutuhkan dan ketidakmampuannya untuk menunjukkan independensi dari pengaruh politik yang tidak semestinya dari negara-negara anggota.

"Ini keputusan besar," ujar Trump kepada seorang stafnya saat menandatangani perintah tersebut, sambil menegaskan bahwa AS telah membayar kontribusi yang terlalu besar dibandingkan negara lain. Trump juga menuding WHO membantu China dalam menutupi asal-usul COVID-19 pada 2020 dan gagal mencegah penyebarannya.

Keputusan Trump ini memicu respons keras dari berbagai pihak. Mantan koordinator respons COVID-19 di Gedung Putih era Biden, Dr. Ashish Jha, menyebut keputusan tersebut sebagai "kesalahan strategis."

"WHO adalah organisasi yang sangat penting. Tanpa kehadiran AS, akan ada kekosongan politik yang hanya dapat diisi oleh satu negara, yaitu China," ujar Jha dikutip dari CNN. Ia memperingatkan bahwa penarikan AS dapat memberikan Beijing pengaruh lebih besar dalam kebijakan kesehatan global.

Ahli hukum kesehatan masyarakat dari Georgetown University, Lawrence Gostin, bahkan menyebut langkah Trump ini sebagai "keputusan paling monumental" di antara perintah eksekutif lainnya yang ditandatangani hari itu.

"Ini adalah keputusan presiden yang sangat berbahaya. Penarikan ini adalah luka yang parah bagi kesehatan dunia, tetapi lebih dari itu, ini adalah luka yang dalam bagi AS sendiri," tulis Gostin di platform X (sebelumnya Twitter).

Kritik terhadap keputusan Trump tidak hanya datang dari pihak Demokrat, tetapi juga dari sejumlah anggota Partai Republik. Mantan Ketua Komite Kesehatan Senat, Lamar Alexander, yang sebelumnya menjabat pada 2020, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keputusan serupa di masa lalu.

Dalam perintah eksekutifnya, Trump memerintahkan Menteri Luar Negeri dan Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran untuk "menghentikan sementara transfer dana, dukungan, atau sumber daya pemerintah AS" kepada WHO. Namun, proses penuh penarikan membutuhkan waktu satu tahun, dan AS tetap diwajibkan untuk mendanai organisasi tersebut dalam periode transisi.

Gostin menegaskan bahwa keputusan Trump "dipenuhi dengan kesalahan hukum dan faktual," serta memperingatkan bahwa Trump tidak akan menunggu satu tahun sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Kongres.

Hingga berita ini diterbitkan, WHO belum memberikan tanggapan resmi terkait keputusan ini. Namun, para pakar memperingatkan bahwa langkah ini dapat memperlemah upaya global dalam menangani krisis kesehatan di masa depan.

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita