GELORA.CO - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersyukur partainya bisa berkontribusi lagi di pemerintahan. Dia bercerita pengalaman partai berlambang Mercy ini sempat dijegal nyaris satu dekade pada era pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
AHY menerangkan ketika oposisi, Partai Demokrat sejatinya ingin masuk ke pemerintahan namun ada yang menjegal.
"Setiap kali kita ingin mengambil peran-peran itu, jalan kita ditutup. Betul? Politik memang seperti itu. Tidak ada perlu disesali, tapi memang tidak mudah,” ucap dia saat berpidato dalam acara Perayaan Natal dan Tahun Baru Partai Demokrat, di TMII, Jakarta Timur, Selasa (21/1/2025).
Tapi itu sudah cerita lalu, AHY kini bersyukur partainya sudah memiliki jalan dan ruang di pemerintahan. Dia bertekad Demokrat akan mengabdi sepenuh hati.
“Jangan sia-siakan momentum yang baik ini. 5 tahun ke depan 10 tahu ke depan mari kita Songsong masa depan kita yang lebih baik untuk bisa terus berbuat untuk masyarakat Indonesia yang kita cintai,” ucapnya.
Rasa-rasanya ucapan AHY ini menyindir PDIP. Sebab, nyaris satu dekade Jokowi berkuasa selalu dalam bayang-bayang banteng moncong putih.
Demokrat baru bisa masuk pemerintahan di tahun terakhir masa jabatan Jokowi. Tepatnya pada Rabu 21 Februari 2024, dia dilantik Jokowi menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN),
Langkah Jokowi ini dinilai menjadi tanda bahwa ia sudah lepas dari bayang-bayang PDIP dan sang ketua umum Megawati Soekarnoputri yang ditengarai menjadi pihak yang menolak masuknya Demokrat ke pemerintah.
Megawati dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui memiliki sejarah ketidakakuran. Keputusan Jokowi memasukkan Demokrat ke kabinet pun diambil setelah hubungannya dengan PDIP dan Megawati memburuk.
Jokowi dan Megawati tak pernah lagi muncul di publik secara berbarengan setelah penunjukan Gibran Rakabuming Raka, anak Jokowi, menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto. Pelantikan AHY dianggap banyak pihak sebagai tanda politik rekonsiliasi karena Demokrat yang sudah sembilan tahun berada di luar pemerintahan akhirnya mendapatkan kursi di kabinet.
Selain itu, masuknya Demokrat juga diyakini sebagai penghargaan dari Jokowi karena Demokrat mendukung pasangan Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sumber: inilah