GELORA.CO - Rusia yang mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, melakukan serangan udara terhadap wilayah di Suriah yang dikuasai pemberontak, Minggu (1/12/2024).
Sebelumnya, kelompok pemberontak di Suriah dilaporkan telah menguasai Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah.
Dalam laporan terkini The Guardian pada Minggu, pasukan pemberontak telah maju ke beberapa kota di pedesaan di dekat Hama.
Pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis pada Sabtu merebut bandara Aleppo dan puluhan kota di dekatnya setelah menguasai sebagian besar Aleppo, kata pemantau perang.
Tentara Suriah mengonfirmasi bahwa pemberontak telah memasuki sebagian besar kota berpenduduk sekitar dua juta orang.
Pihak tentara juga mengatakan puluhan orang dari angkatan bersenjatanya telah tewas.
Pada Rabu, kelompok jihadis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutu melancarkan serangan mendadak terhadap wilayah yang dikuasai pemerintah di provinsi Aleppo utara.
"Serangan itu yang memicu pertempuran paling sengit dalam beberapa tahun terakhir," kata Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Sementara Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang rezimnya didukung oleh Rusia dan Iran telah berjanji untuk mempertahankan stabilitas dan integritas teritorial Suriah dalam menghadapi semua teroris dan pendukungnya.
Serangan mendadak yang dilakukan oleh pemberontak untuk merebut wilayah di seluruh wilayah barat laut Suriah menandai tantangan paling serius terhadap kendali Assad dalam beberapa tahun terakhir.
Suriah telah dilanda perang saudara selama lebih dari satu dekade, meskipun intensitas konflik telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
"Setidaknya satu warga sipil tewas setelah Rusia melancarkan lima serangan udara berturut-turut yang menargetkan kamp pengungsi di sebuah lingkungan di Idlib," menurut SOHR.
Minggu (1/12/2024) hari ini, SOHR mengatakan, Rusia menargetkan wilayah pedesaan Idlib dan Hama, tempat kelompok yang memimpin serangan pemberontak yang baru-baru ini menguasai wilayah tersebut.
Wilayah Idlib menjadi sasaran gencatan senjata yang berulang kali dilanggar tetapi sebagian besar telah dipatuhi yang ditengahi oleh Turkiye dan Rusia setelah serangan pemerintah Suriah pada Maret 2020.
Sumber: kompas