GELORA.CO - Terjawab sudah siapa yang akan memimpin Suriah secara sementara setelah Bashar al-Assad tumbang. Sosok itu terbilang tak populer di seluruh Suriah yang penuh konflik.
Plt PM Suriah yang diumumkan pada Selasa (10/12) adalah Mohammed al-Bashir. Dia kurang dikenal lantaran cuma menguasai kantong oposisi di barat laut Suriah.
Kini, al-Bashir yang berusia sekitar 40-41 tahun ini dipercaya memimpin Suriah setidaknya sampai 1 Maret 2025.
“Hari ini kami menggelar pertemuan kabinet termasuk Pemerintahan Salvation yang bekerja di Idlib dan sekitarnya, dan pemerintahan di luar rezim,” kata al-Bashir seperti dikutip dari Reuters.
“Pertemuan di bawah tajuk pemberian dokumen dan institusi ke pemerintahan sementara,” sambung dia.
Al-Bashir sebelum ditunjuk jadi PM sementara, memimpin Pemerintahan Salvation sebelum serangan 12 hari oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dkk yang berujung tumbangnya Assad pada Minggu, 8 Desember 2029.
Pemerintahan Salvation (atau dalam bahasa Arab, "Hukumat al-Inqadh") adalah struktur pemerintahan yang dibentuk oleh kelompok HTS, sebuah faksi militer Islamis yang memiliki pengaruh besar di wilayah Idlib, Suriah, sejak 2017.
HTS awalnya adalah bagian dari cabang Al-Qaeda di Suriah tetapi kemudian memisahkan diri. Pemerintahan ini mengklaim sebagai otoritas sipil yang mengatur kehidupan masyarakat di wilayah yang mereka kuasai.
Saatnya Suriah Nikmati Perdamaian
Saat disumpah menjadi PM sementara Suriah, terlihat bendera baru Suriah yang berwarna hijau, putih, hitam—menggantikan bendera lama yang berwarna merah, putih, hitam. Al-Bashir disumpah di bawah agama yang dianutnya, Islam.
Al-Bashir kemudian menyebut, target utamanya sebagai pemimpin sementara Suriah adalah perdamaian dan ketenangan di seluruh negara.
Sekarang waktunya bagi rakyat untuk menikmati stabilitas dan perdamaian,” ucap al-Bashir.