GELORA.CO - Pesawat yang mengangkut Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan hilang dari radar setelah mencoba melarikan diri dari situasi kacau di negaranya.
Kejadian ini menimbulkan banyak spekulasi mengenai nasib presiden dan situasi politik Suriah.
Kapan Pesawat Assad Menghilang?
Pesawat Ilyushin 76 yang digunakan oleh presiden Assad menghilang secara misterius dari radar tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Damaskus pada Minggu, 8 Desember 2024.
Data dari situs pemantau penerbangan, Flightradar, memperkuat laporan mengenai hilangnya pesawat tersebut.
Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa pesawat itu terpantau meninggalkan Bandara Damaskus.
Sebelum hilang, pesawat tersebut semula terbang menuju wilayah pesisir Suriah, yang merupakan basis kuat sekte Alawite tempat Assad berasal.
Namun, tak lama kemudian, pesawat tersebut secara tiba-tiba memutar balik dan terbang ke arah berlawanan sebelum akhirnya menghilang dari radar.
Laporan dari jurnalis Mesir, Khaled Mahmoued, menyebutkan bahwa pesawat itu mengalami penurunan ketinggian yang dramatis.
Dari ketinggian awal sekitar 3.650 meter, pesawat anjlok ke ketinggian 1.070 meter dalam beberapa menit.
Pada pukul 09:48 WIB, pesawat tersebut dilaporkan mengalami kecelakaan di dekat Al-Suwayri.
Apa Penyebab Hilangnya Pesawat?
Walaupun tidak ada penjelasan resmi mengenai hilangnya pesawat tersebut, Khaled Mahmoued berspekulasi bahwa pesawat itu jatuh akibat diberondong tembakan.
Data radar penerbangan menunjukkan bahwa pesawat kemungkinan besar telah ditembak jatuh.
"Ketinggian pesawat Syrian Air IL-76 turun tiba-tiba dan tampaknya ditembak jatuh," ujar Mahmoud di platform media sosial X, mengutip Newsx.
Apa Dampak dari Kejadian Ini Terhadap Pemerintahan Suriah?
Setelah pelarian presiden Assad, komando militer Suriah mengumumkan bahwa era pemerintahannya telah runtuh akibat serangan pemberontak yang mengguncang negara tersebut.
Perdana Menteri Suriah, Mohammad Ghazi al-Jalali, berusaha menstabilkan keadaan dengan memastikan lembaga publik tetap berfungsi.
Bagaimana Respon Perdana Menteri?
Al-Jalali menyatakan kesiapannya untuk mendukung transisi pemerintahan dan meminta agar pemberontak memberikan jaminan untuk tidak menyakiti siapa pun.
"Kami siap untuk mengulurkan tangan kepada oposisi dan menyerahkan fungsi pemerintahan kepada pemerintah transisi," ungkapnya dalam pernyataan video yang dirilis oleh Associated Press.
Sementara itu Pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Al Julani, menyatakan bahwa seluruh pasukan oposisi di Damaskus dilarang mengambil alih lembaga publik.
Ia menekankan bahwa semua lembaga pemerintah tetap berada di bawah pengawasan Perdana Menteri Suriah hingga pengalihan kekuasaan secara resmi terjadi.
"Tembakan perayaan juga dilarang," ujar Al Julani.
Bagaimana Reaksi Masyarakat Terhadap Kejadian Ini?
Penggulingan rezim Assad disambut suka cita oleh masyarakat di Damaskus.
Selebrasi besar-besaran dilakukan untuk merayakan pencopotan rezim yang telah berkuasa selama 50 tahun.
Rekaman video menunjukkan para pemberontak berseragam melepaskan tembakan ke udara dan meneriakkan "Allahu Akbar." Warga di ibu kota bahkan menaiki tank dan berkumpul untuk merayakan peristiwa monumental ini.
Kejadian hilangnya pesawat presiden Assad menandai sebuah titik balik dalam sejarah Suriah.
Sementara situasi di lapangan masih tidak menentu, gelombang harapan untuk perubahan dan stabilitas di Suriah tampaknya mulai terlihat di antara masyarakat.
Sumber: tribunnews