GELORA.CO - AS, siswi SMP di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara, ditemukan tewas terbungkus karung pada Jumat (13/12/2024).
Jasad korban disembunyikan di balik pohon tumbang dan ditutupi daun pelepah kering.
Ditemukan luka tusukan pada jasad korban dan ada dugaan korban dirudapaksa.
Lokasi penemuan jasad berada di sebuah rumah kosong yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah korban.
Berdasarkan kesaksian keluarga, AS sempat masuk sekolah pada Kamis (12/12/2024) dan menghilang saat pulang sekolah.
Keluarga telah membuat laporan orang hilang ke kantor polisi.
Ayah korban, Supardi Harefa, mengatakan anaknya pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor.
"Masih sempat dia pagi itu, sebelum pergi ke sekolah aku suruh beli minyak bensin separuh."
"Setelah itu minta duit dia dan pergi sekalian jemput kawannya naik sepeda motor."
"Pas balik dia aku suruh juga antar adiknya sekalian yang masih kelas 1 SD," tuturnya, Senin (16/12/2024).
Hingga sore, AS tak kunjung pulang ke rumah sehingga Supardi mendatangi Polsek Pantai Cermin untuk membuat laporan.
Petugas kepolisian menolak laporan tersebut karena korban hilang belum 24 jam.
Esok harinya, keluarga menemukan jasad korban di belakang rumah kosong.
Sementara itu, ibu korban, Rubiah, berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah menghilangkan nyawa AS.
"Maunya hukuman mati, tapi itu pun belum puas sebenarnya aku. Kok bisa sekejam itu pelaku sama anakku," ucapnya.
Sosok Pelaku
Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan bernama Nanang (27) ditangkap pada Minggu (15/12/2024).
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Jhon Hery Rakutta Sitepu, mengatakan pelaku merupakan warga Desa Pematang Tatal, Kecamatan Perbaungan yang lokasinya berdekatan dengan desa korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, pelaku merudapaksa korban hingga tewas.
"Motif pelaku awalnya hanya ingin menguasai sepeda motor korban. Baru kemudian setelah itu terbesit untuk melakukan pemerkosaan."
"Dari hasil pemeriksaan awal dokter karena hasil visum belum keluar korban meninggal kehabisan napas akibat dicekik oleh tersangka," paparnya, Senin (16/12/2024), dikutip dari TribunMedan.com.
Pelaku dikenal warga sering meminum tuak dan mengonsumsi sabu.
Meski sudah menikah dan punya anak, pelaku tinggal di rumah ibunya karena pisah ranjang dengan istri.
AKBP Jhon Hery menjelaskan kasus pembunuhan terjadi pada Kamis sekitar pukul 11.00 WIB saat korban pulang sekolah menggunakan sepeda motor.
"Ditemukan jasad korban hari Jumat sekitar pukul 16.00 WIB. Tersangka ditangkap juga berdasarkan saksi-saksi kesesuaian barang bukti di TKP. Ada barang tersangka helm yang tinggal di lokasi," tandasnya.
Sepeda motor korban dijual di Medan seharga Rp500 ribu.
Sebuah bambu yang digunakan untuk menghalangi jalan korban pulang ke rumah dijadikan barang bukti.
"Jadi karena melihat korban melintas terbesit keinginan untuk merampas."
"Dengan modus gunakan bambu inilah pelaku untuk menghalangi korban (di jalan). Setelah korban berhenti baru kemudian pelaku ini mendorong korban hingga terjatuh," bebernya.
Sumber: tribunnews