GELORA.CO - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menunjuk Setyo Budiyanto sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih periode 2024-2029 pada Rapat Pleno Komisi III DPR di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis, 21 November 2024.
Dalam Rapat Pleno tersebut, DPR juga menetapkan lima pimpinan KPK terpilih. Mereka di antaranya Setyo Budiyanto (mantan Direktur Penyidikan KPK), Fitroh Rohcahyanto (jaksa yang sempat menjadi Direktur Penuntutan KPK), Ibnu Basuki Widodo (hakim di Pengadilan Tinggi Manado), Johanis Tanak (Komisioner KPK saat ini), dan Agus Joko Pramono (mantan Wakil Ketua BPK).
Selain itu, turut ditetapkan dewan pengawas (dewas) KPK terpilih. Mereka antara lain Benny Mamoto (mantan Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional), Wisnu Baroto (jaksa), Sumpeno (hakim di Pengadilan Tinggi Jakarta), Gusrizal (Ketua Pengadilan Tinggi Banjarmasin), dan Chisca Mirawati (Founder & Managing Partner CMKP Law).
Komisaris Jenderal Polisi Setyo Budiyanto (57) merupakan perwira tinggi polisi yang mendapat penugasan luar struktur sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan). Setyo juga sempat berdinasi di lembaga antirasuah dengan posisi terakhir sebagai Direktur Penyidikan KPK (2020-2021).
Salah satu kasus kakap yang pernah ia tangani, yakni penangkapan mantan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin pada 25 September 2021. Lewat komando Setyo Budiyanto, penyidik KPK menjemput paksa Azis di kediamannya di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Saat itu, KPK menetapkan Azis Syamsuddin sebagai tersangka suap penanganan perkara Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Lampung Tengah.
Pada sesi uji kelayakan dan kepatutan, calon pimpinan (capim) KPK di DPR pada 18 November 2024, Setyo menegaskan bahwa Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK masih diperlukan dalam pemberantasan korupsi. Kendati demikian, mantan Kapolda Sulawesi Utara itu menyebut, OTT perlu dilakukan selektif berdasarkan skala prioritas.
Menurut Setyo, metode dengan menggunakan OTT dibutuhkan karena bisa menjadi pintu masuk ke kasus-kasus yang lebih besar. “(OTT) ini diharapkan bisa membuka perkara yang bisa dikatakan nanti ya big fish begitu,” kata Setyo Budiyanto di hadapan anggota parlemen.
Ia juga berkomitmen menuntaskan kasus korupsi besar yang kini mandek penanganannya saat terpilih menjadi pimpinan KPK 2024-2029. Salah satunya kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). “Prinsipnya, terhadap kasus-kasus yang tidak bisa diselesaikan, ini selama kasus-kasus tersebut belum tuntas dan tidak bisa di-SP3 (dihentikan), harus menjadi kewajiban KPK untuk menyelesaikan,” tutur Setyo.
Di hadapan DPR, Setyo memaparkan presentasinya bertajuk “Strategi Koordinasi Antar Lembaga Guna Optimalisasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi”. Dalam sesi itu, ia dicecar 24 pertanyaan kritis dari anggota Komisi III DPR. Bahkan, mantan Ketua KPK, Taufiqurahman Ruki selaku panelis turut “menghajar” Setyo terkait kasus korupsi yang menjerat mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo alias SYL, di mana Setyo turut menjabat Inspektur Jenderal di kementerian tersebut.
Setyo Budiyanto menyebut, keterpilihannya sebagai Ketua KPK bukan proses yang instan dan ujuk-ujuk. Dirinya mengaku telah mempersiapkan tahapan seleksi pimpinan KPK dengan baik. “Saya persiapkan dengan baik, belajar dari buku dan dengan siapapun yang saya anggap ahli, bahkan sejak 2023 saya sudah mempersiapkan diri,” kata Setyo Budiyanto kepada Inilah.com melalui pesan singkat pada Jumat, 22 November 2024.
Menurutnya, pemimpin baru KPK punya beban berat memperbaiki citra lembaga. Meski demikian, Setyo optimis mampu mengembalikan citra KPK termasuk meningkatkan pencegahan dan pemberantasan korupsi dengan cara bersinergi dengan pimpinan KPK lain. “Lima tahun ke depan harus menyatukan visi-misi bersama pimpinan yang lain,” ujarnya.
Ia menekankan, konsolidasi dan pengambilan keputusan yang kolektif kolegial. Pimpinan KPK yang berjumlah lima orang didorong memiliki inovasi jangka pendek, sedang, dan panjang dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. “Inovasi dan kreasi itu disatukan dalam melakukan penindakan,” singkat Setyo.
Di luar itu, proses seleksi capim KPK disebut tak lepas dari intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam laporan Majalah INSIDER Edisi 2 November 2024 berjudul “Cawe-cawe di Komisi Antirasuah” disinyalir terdapat sejumlah pihak yang diduga cawe-cawe dalam proses seleksi capim KPK, salah satunya Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Orang nomor satu Korps Bhayangkara sekaligus orang dekat mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu disebut-sebut “menitipkan” nama Setyo Budiyanto dan beberapa calon yang berasal dari lembaganya kepada panitia seleksi (Pansel) KPK.
Ketua KPK Setyo Budiyanto irit bicara ketika dikonfirmasi hal tersebut. Ia meminta Inilah.com menanyakan langsung kepada Pansel KPK terkait rumor dirinya dititipkan oleh Listyo Sigit Prabowo untuk menjadi pucuk pimpinan KPK. “Silahkan ditanya ke pansel, apakah beliau-beliau mendapatkan titipan dari Kapolri,” tandasnya.
Sumber: inilah