GELORA.CO - Jawaban Natalius Pigai atas pernyataan Mahfud MD yang menanggapi sikap Presiden Prabowo Subianto di ganyang netizen.
Dalam akun X-nya, Mahfud MD dengan akun @mohmahfudmd, mantan Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia mempertanyakan sikap Presiden Prabowo yang dianggapnya membinggungkan.
Terdapat tiga poin disampaikan oleh Mahfud MD atas sikap Presiden Prabowo terkait pemberantasan korupsi di Tanah air.
- Kt-nya korupsi akan disikat, koruptor akan dikejar sampai ke Antartika.
- Tp katanya lg koruptor akan diberi maaf asal mengembalikan hsl korupsinya.
- Msh ada harapan krn dia jg bilang, "Tunggu stlh 6 bln"
Natalius Pigai yang merupakan Menteri Hak Asasi Manusia Indonesia menuliskan komentarnya menanggapi pernyataan dari Mahfud MD di akun X@NataliusPigai2.
“Sabar Prof @mohmahfudmd, bentar lagi!, tulisnya.
"Negara harus dikelola dengan suasana hati yang teduh, harus berbasis hukum, etika dan moral dan Hak Asasi Manusia.
Tidak boleh brutal dan ngga jelas.
Waktu Bp jd Menko banyak aktivis laporkan soal korupsi para pejabat, bahkan keluarga pejabat, apa yang Bp lakukan?.
“Saya kasih contoh: Bp tangkap Lukas Enembe yg sakit tdk berdaya dan sakit permanen. Setelah tangkap negara dapat apa?.
Negara rugi miliaran, bayar pesawat, kasih makan, urus obat dll sampai meninggal di penjara.
Kalau Bp minta kembalikan uang ke negara (katakanlah 1 Trilyun) dengan amnesti Lukas maka negara Kita untung.
Kesalahan Bp adalah sampai sekarang saya belum baca negara dapat sesuatu dari kasus ini. Jd Amnesti bagi koruptor yg sakit permanen dan dan tidak berdaya apa salahnya Pak?
“Kelola negara harus punya “ Hikmat Kebijaksanaan”, tutupnya.
Jawaban dari Pigai mendapatkan berbagai komentar dari netizen yang mempertanyakan kenapa Menteri Hak Asasi Manusia Indonesia mendadak muncul dan mengomentari pernyataan Mahfud MD tersebut.
Selain itu netizen juga mempertanyakan kemana Menteri Hak Asasi Manusia Indonesia saat adanya kasus penembakan yang dialami oleh seorang siswa di Semarang oleh aparat kepolisian.
Sahabat syukur dengan akun @Sahabat_Syukur mempertanyakan kenapa Pigai tidak terdengar suaranya saat tewasnya Gamma di Semarang.
“Bang kenapa ngilang, kasus gama Semarang yg nyawanya dan ham nya di ambil kenapa lu ngilang kayak di telan bumi,” tulisnya.
“Amnesta Amnesti jd mirip andeca andeci. Koruptor mau di ampuni, itu yg jelas2 Hak hidupnya di cabut sama aparat malah diam. Rekayasa kasus sampai org meninggal jd tersangka pun cuma diam. Yg begini ikut bicara. Aneh,” tulis Hary Ari dengan akun @HaryAri6.
Netizen lainnya malahan mempertanyakan bahwa rezim tempat Pigai menjadi menteri merupakan hasil kerja pelanggaran etika dan moral.
“Sebentar pak menteri, apkh anda lupa, bukankah rejim ini hasil dr kerja pelanggaran etika dan moral. Juga kelanjutan rejim korup?, tulis arismaya parahita dnegan akun @arismaya.
Selain itu netizen lain juga membandingkan penangkapan Lucal Senembe dengan Tom Lembong.
“Jahat mana penangkapan Lukas Enembe dengan penangkapan Tom Lembong?, komentar januar ago dengan akun X@januarago.
Sumber: disway