Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Betun mengungkapkan keprihatinannya terhadap masih tingginya angka penderita penyakit Frambusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan serius di wilayah tersebut, terutama di daerah pedesaan yang akses terhadap fasilitas kesehatan masih terbatas.
Frambusia, yang sering dikenal sebagai yaws, merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menimbulkan lesi pada kulit, dan jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kerusakan tulang serta jaringan.
Faktor Penyebab Tingginya Angka Frambusia di NTT
Ketua IDI Betun menjelaskan bahwa beberapa faktor menjadi penyebab tingginya prevalensi Frambusia di NTT, di antaranya:
Kurangnya Akses Layanan Kesehatan
Banyak daerah di NTT yang sulit dijangkau, sehingga masyarakat tidak mendapatkan perawatan dini.Keterbatasan Pengetahuan Masyarakat
Sebagian besar masyarakat masih belum mengetahui gejala dan bahaya Frambusia. Mereka juga kurang memahami pentingnya pengobatan sejak dini.Sanitasi yang Buruk
Kondisi lingkungan yang kurang higienis menjadi salah satu pemicu penyebaran bakteri penyebab Frambusia.
Upaya IDI Betun
IDI Betun bersama dengan instansi terkait terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka penderita Frambusia, seperti:
- Edukasi Kesehatan
Mengadakan penyuluhan tentang gejala, pencegahan, dan pengobatan Frambusia kepada masyarakat di berbagai wilayah di NTT. - Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis
Bekerja sama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan massal serta pemberian antibiotik bagi masyarakat yang terindikasi terinfeksi Frambusia. - Meningkatkan Kesadaran Hidup Bersih
IDI Betun juga menggalakkan kampanye menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan pribadi sebagai langkah preventif.
Harapan dan Tindakan Lebih Lanjut
Ketua IDI Betun menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat untuk menanggulangi penyakit ini. “Kami berharap melalui edukasi yang berkesinambungan, angka penderita Frambusia dapat ditekan secara signifikan. Namun, diperlukan juga komitmen semua pihak untuk meningkatkan akses kesehatan dan kualitas sanitasi di daerah terpencil,” ujar Ketua IDI Betun.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program kesehatan lainnya yang dilakukan IDI Betun, masyarakat dapat mengunjungi situs resmi di idibetun.org.
Kesimpulan
Tingginya angka Frambusia di NTT menjadi pengingat pentingnya upaya bersama dalam meningkatkan kesadaran kesehatan dan akses layanan medis. IDI Betun, dengan program edukasi dan pemeriksaan kesehatan, terus berupaya membantu masyarakat agar bebas dari penyakit ini. Namun, dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan wilayah yang lebih sehat dan sejahtera.