GELORA.CO - Video viral yang memperlihatkan Paspampres mengusir jemaah yang sedang salat Jumat, terus berkembang.
Selain warganet atau netizen, publik juga menyoroti, bahkan pada mengecam.
Seperti diketahui, Paspampres tega mengusir jemaah salat Jumat demi mengamankan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.
Peristiwa itu terjadi di Masjid Raya Baiturrahman, Semarang, Jawa Tengah.
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen (Purn) TNI TB Hasanuddin mengatakan insiden pengusiran itu seharusnya tidak perlu terjadi.
Seharusnya, paspampres datang terlebih dahulu mengamankan shaf untuk Gibran.
"Mestinya tak boleh terjadi seperti di video itu, kan ada team advance yang harus datang lebih duluan," kata politisi PDIP ini dikutip dari Tribunnews.com.
Dia pun mempertanyakan alasan tidak adanya pasukan paspampres yang datang terlebih dahulu sebelum Gibran.
Sebab, pengusiran itu bisa dicegah jika paspampres menjalakan prosedur pengawalan dengan benar.
"Sebelum wapres datang team advance sudah duluan menyiapkan tempat untuk Wapres," ujarnya.
"Saat wapres datang lansung menduduki posisi yang di siapkan oleh team advance, sehingga tak terjadi pengusiran seperti di video itu," pungkasnya.
Sebelumnya, viral video pasukan pengamanan presiden (Paspamres) mengusir jemaah yang sudah duduk duluan di dalam masjid.
Adapun video Paspampres yang dinarasikan usir jamaah itu dibagikan akun X @ferizandra.
Video tersebut pun viral di berbagai platform medsos.
Diketahui peristiwa itu terjadi saat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaksanakan salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Semarang, Jawa Tengah.
Video tersebut menjadi sorotan warganet karena dinilai tidak memiliki adab terhadap jemaah yang sudah datang terlebih dulu.
“Ini gimana konsepnya orang yang datang belakangan menggusur jamaah yang udah datang duluan ke masjid?” tulis akun tersebut sambil menguggah sebuah video tentang momen pengusiran tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Komandan Paspampres Brigjen Samson Sitohang memberikan klarifikasi terkait video yang viral di medsos tersebut.
Samson menegaskan bahwa anggotanya tidak mengusir atau menggeser jemaah, melainkan hanya merapikan dan merapatkan shaf shalat agar lebih banyak jemaah yang dapat bergabung.
"Itu anggota saya hanya merapikan dan merapatkan shaf sehingga lebih muat lagi personel yang lain," ungkapnya di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
"Kan ada yang berdiri kalau tidak salah di TikTok itu, itu justru malah anggota saya sendiri, ini memang anggota kita yang duduk di situ untuk tempat lah, untuk penjabat yang lain. Nah, itu sama sekali tidak ada penggeseran, apalagi pengusiran tidak ada sama sekali," sambungnya.
Samson juga menegaskan bahwa penyebaran video dengan narasi yang menyesatkan merupakan tindakan tidak bertanggung jawab.
Dia menekankan bahwa Paspampres memiliki prosedur tetap (protap) yang harus diikuti, dan selalu berupaya untuk bersikap humanis kepada masyarakat.
"Kalau kita pergerakan kan ke mana saja dengan menggunakan kendaraan, lampu merah kita selalu setop itu, lampu merah, ya kendaraan kita tuh berhenti, dan ngantri dengan masyarakat yang lain," jelasnya.
"Dan tidak pernah pakai strobo, pakai lampu, kelap-kelip dan lain sebagainya. Jadi memang jangan sampai mengganggu masyarakat, walaupun pejabat negara gitu," sambung dia.
Samson mengatakan bahwa orang yang digeser di shaf depan adalah anggota Paspampres yang sudah sengaja duduk di shaf tersebut untuk memberikan ruang bagi Gibran saat tiba.
"Dan itu memang tidak shaf yang paling depan, ini di shaf-shaf agak di tengah, keempat kalau enggak salah ya. Jadi tidak paling depan itu memang," katanya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Baiturrahman Semarang KH Ahmad Daroji buka suara terkait video anggota Paspampres yang disebut mengusir jemaah agar Gibran bisa mendapat saf salat Jumat.
Menurut Daroji, tidak ada pengusiran saat itu. Yang terjadi, Paspampres hanya merapikan dan menertibkan jemaah.
"Paspampres itu kan sebagai penjaga keamanan beliau, sehingga shaf yang ada itu dirapikan. Ada jemaah dirapikan, terus duduk di situ sekalian mengamankan," katanya.
Ia juga mengatakan, sebenarnya pihak masjid sudah menyediakan ruangan khusus untuk Gibran salat Jumat, namun menolak dan memilih salat bersama masyarakat.
"Astaghfirullah kalau ngusir pasti tidak begitu, kita sudah siapkan tempat transit yang nyaman, tapi beliau tidak mau," katanya.
"Masak ingin sama rakyat terus pengin ngusir, jadi itu kontradiksi sekali antara ngusir dengan tidak mau diistimewakan," imbuhnya.
"Dia duduk jejer sama orang lain dan Pak Gubernur tentunya," lanjut Daroji.
Bahkan, lanjut dia, setelah selesai salat Jumat jemaah yang salat juga berebut untuk bersalaman dengan putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo itu.
"'Masyarakat itu salaman dengan beliau sampai tangga terkahir. Biasa medsos itu seperti itu, ada apa sedikit ramai. Beliau ingin bareng dengan rakyat salaman dengan rakyat," kata Daroji.
Sumber: Wartakota