GELORA.CO - Di tengah maraknya pemberitaan kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Barat, hingga polisi tembak mati siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, terdapat kisah polisi yang menjadi inspiratif dalam menjalankan tugasnya.
Kisah tersebut datang dari Seladi, seorang polisi berpangkat Bripka di Malang, Jawa Timur dan kini dirinya telah pensiun dari Polri.
Ia viral di media sosial karena memulung barang bekas saat masih aktif menjadi polisi untuk memcari tambahan uang.
Saladi yang memiliki tiga anak, pensiun pada tahun 2017 yang mana saat itu bertugas di Satlantas Polresta Malang Kota.
Ia bekerja di Bagian Urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Malang Kota.
Setelah pensiun, Seladi masih tetap mengumpulkan dan memilah sampah di Ex TPA Lowokdoro untuk dijual.
Ia mengaku sangat menjunjung tinggi pencarian rezeki yang halal.
Tolak Suap
Selama 16 tahun menjadi anggota polisi, Seladi tidak menampik bahwa dirinya kerap menolak sogokan dari berbagai pihak.
"Banyak sekali godaannya, bahkan saya pernah disogok, namun keras saya tolak. Yang terpenting dalam hidup saya yakni rezeki yang halal," kata Bripka Seladi, dikutip dari SuryaMalang, Rabu (11/12/2024).
Ia juga bercerita, selama ini dirinya memiliki utang, khususnya kepada para tetangga. Tetapi, Bripka Seladi bertekad untuk melunasinya dengan cara yang halal.
"Saya dulu juga banyak hutang ke tetangga kanan-kiri disini, namun tetap saya bayar dengan rezeki yang halal," tambahnya.
Pria yang pernah bertugas di Timor Timur ini pun tetap melanjutkan usahanya menjadi pemulung dengan mengumpulkan dan memilah sampah.
"Sampai saat pensiun ini saya masih memulung, setiap hari ya masih mencari botol bekas untuk dijual," tuturnya.
Seladi, yang juga pernah mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu mengatakan dirinya tidak malu menjadi pemulung.
"Saya tidak malu mas, bahkan anak-anak saya mendukung. Yang penting halal barokah untuk keluarga saya," tambahnya.
Kini, anak keduanya yang bernama Rizal Dimas Wicaksono mengikuti jejak dirinya menjadi anggota polisi.
"Alhamdulillah anak saya yang kedua sudah menjadi polisi. Sekarang bertugas jadi Polairud di Surabaya," katanya.
Seladi kerap berpesan kepada putranya untuk selalu menjunjung tinggi kejujuran saat bertugas.
"Saya berpesan kepada anak saya, agar jujur dalam bertugas, yang terpenting halal. Gini saja lho, yang terpenting kerja ikhlas dan bisa makan," tegas Seladi.
Pria kelahiran 1977 itu merasa bangga bahwa dirinya selama ini dijadikan contoh kepada para anggota polisi yang muda-muda.
"Alhamdulillah, saya dijadikan contoh sebagai polisi yang bersih," kata Bripka Seladi.
"Yang terpenting saat ini menjadi polisi harus jujur, ikhlas dalam bekerja dan taat kepada pimpinan, itu saja pesan saya," ujarnya menambahkan.
Saat ini Bripka Seladi mempunyai gudang sendiri untuk menampung hasil pilah sampahnya untuk dijual kembali di Gadang Kota Malang.
Pesan di Hari Antikorupsi
Dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Seladi berpesan kepada para anggota polisi agar bekerja sesuai prosedur serta jujur dalam bertugas.
"Pesan saya untuk jajaran Kepolisian RI agar seluruhnya bekerja sesuai prosedur dan jujur dalam bertugas," terangnya.
"Yang terpenting apa yang sudah dicanangkan oleh Bapak Kapolri dapat dijalankan dengan benar," tambahnya.
Polisi Tembak Polisi
Pada Jumat (22/11/2024), sekitar pukul 00.43 WIB, Kompol Anumerta Ulil Ryanto Anshari ditembak mati oleh Kabag Ops, AKP Dadang Iskandar di Mapolres Solok Selatan Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Sumatera Barat.
Selain menembak mati rekannya, AKP Dadang juga menembak rumah dinas Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti.
Diduga aksi penembakan terjadi setelah AKP Ryanto menangkap pelaku tambang galian di Kabupaten Solok Selatan.
AKP Dadang yang tak suka dengan penangkapan tersebut melakukan penembakan di parkiran Mapolres Solok Selatan.
Kini AKP Dadang mendapatkan sanksi Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) atau dipecat dan menjalani proses hukum.
Polisi Tembak Siswa SMK
Setelah kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan, kemudian muncul polisi tembak mati siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah.
Tersangka penembakan yakni Aipda Robig Zaenudin (RZ) terhadap siswa SMKN 4 Semarang Gamma Rizkynata pada Minggu (24/11/2024) lalu.
Awalnya, pihak polisi menyebut penembakan tersebut dilakukan karena membubarkan tawuran, ternyata fakta sebenarnya karena senggolan motor.
Kabid Propam Polda Jateng Kombes Pol Aris Supriyono mengungkap motif Aipda RZ menembak Gamma alias GRO.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Aipda RS, dia kesal karena kendaraannya kena pepet saat pelaku akan pulang dari kantor ke rumahnya.
Saat itu korban dianggap telah mengganggu jalannya.
"Motif yang dilakukan oleh terduga pelanggar dikarenakan pada saat perjalanan pulang mendapat satu kendaraan yang memakan jalannya terduga pelanggar jadi kena pepet," kata Aris.
Kini Aipda Robig telah dipecat secara tidak hormat dan dijadikan tersangka dalam sidang kode etik yang berlangsung hampir delapan jam dipimpin Ketua Sidang AKBP Edhie Sulitio.
Ketua majelis sidang memutuskan memberikan hukuman Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) alias pemecatan kepada Aipda Robig dengan berbagai pertimbangan.
Namun, hal yang paling memberatkan adalah Aipda Robig terbukti melakukan penembakan terhadap korban bukan dalam kondisi terdesak dan tidak sedang melakukan tugas kepolisian.
"Iya Aipda R di-PTDH," ujar Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto usai sidang.
Artanto mengatakan, Aipda R terbukti melakukan perbuatan tercela yaitu penembakan terhadap sekelompok anak yang melintas menggunakan sepeda motor.
"Aipda R akan banding diberi kesempatan tiga hari untuk ajukan ke ketua sidang. Tak hanya itu, hari ini kasus pidana R (Robig) sudah ditetapkan tersangka," ujarnya.
Sumber: tribunnews