GELORA.CO - Kapal Angkatan Laut Rusia terlihat meninggalkan pangkalan militer mereka di Tartous, menyusul penggulian Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh pasukan oposisi.
Menurut foto dari penyedia citra satelit Maxar, tiga fregat berpeluru kendali Angkatan Laut Rusia dan sedikitnya dua kapal pendukung berada di pelabuhan Tartus pada 5 Desember 2024.
Pada hari Selasa, 9 Desember 2024, kapal-kapal tersebut telah meninggalkan pelabuhan dan sedikitnya dua fregat kelas Admiral Gorshkov beroperasi di lepas pantai Suriah.
Citra satelit terbaru mengonfirmasi laporan sebelumnya oleh blogger perang Rusia "Rybar" bahwa kapal perang telah meninggalkan Tartous dan mengambil posisi di lepas pantai karena alasan keamanan.
"Armada tersebut berangkat dari pangkalan angkatan laut antara tanggal 6 Desember dan 9 Desember," menurut citra satelit, seperti dimuat Al Arabiya.
Rusia memiliki pangkalan udara utama di kota pesisir Latakia dan fasilitas angkatan lautnya di Tartous.
Pangkalan Tartous adalah satu-satunya pusat perbaikan dan pengisian ulang Rusia di Mediterania, dan Moskow telah menggunakan Suriah sebagai pos persinggahan untuk menerbangkan kontraktor militernya masuk dan keluar dari Afrika.
Pejuang oposisi Suriah merebut ibu kota Damaskus pada hari Minggu setelah serangan kilat yang membuat al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah 13 tahun perang saudara dan 54 tahun pemerintahan otokratis keluarganya.
Moskow, yang merupakan sekutu rezim Assad selama beberapa dekade, kini berusaha keras untuk membuat kesepakatan dengan koalisi oposisi guna menjamin keamanan dua pangkalan militer strategis mereka di Suriah.
Foto-foto dari Maxar juga menunjukkan dugaan serangan Israel terhadap kapal-kapal rudal Suriah di pangkalan angkatan laut di Latakia, sekitar 50 mil di utara Tartus.
Citra tersebut menunjukkan kapal-kapal rudal kelas Osa yang tenggelam yang dipersenjatai dengan rudal jelajah antikapal permukaan ke permukaan SS-N-2C Styx.
Pasukan Pertahanan Israel dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengonfirmasi bahwa pihaknya menyerang sisa-sisa armada Suriah di pelabuhan pada hari Selasa, 9 Desember 2024.
Sumber: rmol