GELORA.CO — Walikota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menegaskan bahwa warga kampung kolong yang direlokasi ke sejumlah rumah susun (rusun), mendapatkan fasilitas lain selain tempat tinggal.
Menurutnya, pihak pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat juga memberikan jaminan kesehatan, Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan penggratisan biaya sewa selama 6 bulan.
"Termasuk juga untuk jaminan air dan lain-lain, satu bulan kami bayarkan, sembako juga kami bantu, relokasi juga kami fasilitasi," kata Uus Kuswanto kepada wartawan di kolong tol Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (11/12/2024).
"Bahkan sampai mereka untuk pendidikan anak-anak juga perhatikan, termasuk bantuan sosial dan lain-lain diperhatikan," imbuhnya.
Uus berujar, pemberian fasilitas itu dilakukan agar warga tak risau terkait bagaimana kehidupannya ke depan setelah dipindah ke rumah susun.
Pihaknya juga telah meminta kepada Dinas Sosial (Dinsons) untuk memantau perkembangan warga kolong selama tinggal di rusun.
"Kami lalukan pendampingan, sehingga mereka bisa segera beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan pola kehidupan yang ada di rumah susun," kata dia.
Termasuk juga terkait pelatihan-pelatihan, Uus berjanji pihaknya akan memberikan hal tersebut kepada warga.
Menurutnya, pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan skill para warga, agar tidak hanya sebatas menjadi pemulung atau tukang ojek saja.
Melainkan, bisa memperbaiki ekonomi keluarganya lewat keahliannya yang lain.
"Mereka juga akan dididik pelatihan dari mulai tata boga, mungkin nanti kalau punya motor, nanti juga dibuatkan SIM," kata Uus.
"Sehingga mereka pada saat memiliki mata pencarian benar-benar sesuai dengan ketentuan, dan sudah memiliki identitas yang bisa dipertanggungjawabkan agar mandiri ke depannya," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, lapak semi permanen yang menjadi tempat tinggal warga kampung kolong Tol Angke, resmi dibongkar oleh petugas gabungan pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat, Rabu (11/12/2024).
Dari yang nampak di lokasi, rumah-rumah tersebut sudah dikosongi oleh warga kolong.
Beberapa perabotan juga sudah diangkut, hingga hanya menyisakan tripleks dan kayu-kayu penyangga rumah berbentuk bedeng tersebut.
Ratusan petugas yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) setempat, dikerahkan untuk merapihkan area ini.
Pembongkaran kampung kolong itu juga melibatkan satu alat berat guna mempercepat proses pembersihan. Alat berat itu ditempatkan di kolong tinggi.
Mulanya, petugas melakukan pembersihan lapak dengan merobohkan kerangkanya terlebih dahulu.
Kemudian sisa-sisa lapak dikumpulkan untuk diangkut menuju tempat pembuangan.
Sejumlah truk nampak lalu lalang keluar masuk area kolong tol untuk mengangkut sisa-sisa lapak yang dirobohkan.
Kala pembongkaran itu dilakukan, nampak ada beberapa botol minuman keras (miras) yang berserakan di lantai sejumlah rumah.
Ada pula, bekas instalasi listrik yang masih terpasang pada dinding lapak berbahan tripleks itu.
Pembongkaran dilakukan dengan cara yang humanis. Beberapa warga yang nampak kembali untuk menyaksikan proses tersebut, dituntun keluar agar tidak menganggu jalannya proses perapihan
Sumber: Wartakota