GELORA.CO - Tindakan penyerbuan yang dilakukan pasukan Israel dari Dataran Tinggi Golan ke zona penyangga Suriah setelah penggulingan rezim Assad kembali didukung oleh Amerika Serikat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller menilai tindakan tersebut sebagai upaya pembelaan diri Israel dan dalam rangka mengantisipasi kehadiran musuh baru yang membahayakan posisi mereka di wilayah pendudukan Golan.
"Tentara Suriah meninggalkan posisinya di area sekitar zona penyangga Israel-Suriah yang dinegosiasikan, yang berpotensi menciptakan kekosongan yang dapat diisi oleh organisasi teroris yang akan mengancam negara Israel," kata Miller, seperti dimuat Middle East Eye pada Selasa, 10 Desember 2024.
"Setiap negara berhak mengambil tindakan terhadap organisasi teroris," ujarnya lagi.
Menurut Miller memang saat ini penting untuk mengamankan seluruh jalur perbatasan, terlebih Israel mengatakan pendudukan mereka di zona penyangga hanya bersifat sementara.
"Pada akhirnya, yang ingin kami lihat adalah keamanan yang langgeng antara Israel dan Suriah, dan itu berarti kami mendukung semua pihak untuk menegakkan perjanjian pelepasan diri tahun 1974," tambahnya.
Pada hari Minggu, 8 Desember 2024, pasukan Israel bergerak dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki ke zona penyangga, di mana pasukan Suriah saat itu sudah meninggalkan wilayah tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang memerintahkan penyerbuan tersebut, mengatakan bahwa berakhirnya pemerintahan Assad berarti "perjanjian pelepasan" tahun 1974 antara kedua negara telah runtuh.
"Saya memerintahkan (militer Israel) kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya. Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun membangun diri di perbatasan kami," tegas Netanyahu.
Beberapa pejabat Israel mengatakan kepada The New York Times bahwa pasukan Israel maju melampaui zona penyangga itu dan menyeberang ke wilayah Suriah.
"Militer Israel menguasai sisi Suriah dari Gunung Hermon dan beberapa lokasi lainnya," menurut laporan tersebut.
Selain menyerang perbatasan, pasukan Israel juga mengebom 100 lokasi berbeda di dalam wilayah Suriah pada hari Minggu, 8 Desember 2024.
Di hari yang sama, AS juga melancarkan puluhan serangan udara di Suriah tengah, mengklaim serangan itu menargetkan lokasi ISIS.
AS menyambut baik penggulingan Assad, yang terjadi sebagai akibat dari serangan pemberontak yang dimulai pada 27 November.
Para pemberontak dengan cepat merebut kota terbesar Suriah, Aleppo, dan dalam waktu dua minggu, telah menguasai ibu kota, Damaskus, sementara mantan presiden Suriah tersebut melarikan diri dari negara itu ke Rusia.
Pemerintahan Joe Biden mengatakan mereka akan memantau situasi dengan saksama, menekankan bahwa kelompok yang memimpin serangan pemberontak, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), adalah kelompok teroris yang ditetapkan AS.
Sumber: rmol