Viral Wanita Berkursi Roda Nangis Diusir dari Kontrakan Karena Beda Pilihan Politik di Lubuklinggau

Viral Wanita Berkursi Roda Nangis Diusir dari Kontrakan Karena Beda Pilihan Politik di Lubuklinggau

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  -  Seorang ibu-ibu berkursi roda di kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan (Sumsel) diberitakan diusir pemilik kontrakan diduga akibat beda dukungan calon kepala daerah (Pilkada).

Ibu-ibu tersebut dinarasikan beda pilihan dengan pemilik kontrakan.

Tampak dalam video tersebut barang-barang ibu yang mengontrak sudah dipindahkan ke atas mobil, termasuk ibu itu juga terlihat didorong menggunakan kursi roda.


Dalam video itu terdengar suara seseorang perekam mengatakan


"Kasihan ibu ini gara-gara pindah pilihan diusir dari kontrakannya. Inilah perjuangan kita. Semoga ibu ini sehat selalu," sebutnya sembari memperlihatkan barang-barang si ibu yang sudah dipindahkan ke atas mobil.

Kemudian si perekam juga bertanya dengan si pendorong, namun laki-laki yang mendorong juga tak berkomentar banyak, lalu kamera ia arahkan ke si ibu-ibu yang mengontrak.

Namun, ibu-ibu tersebut terlihat meratap meneteskan air mata (menangis) dan beberapa kali mengelap air matanya tak bisa menahan tangis.

Sementara si perekam mengatakan "yang sabar buk ya," ujarnya sembari mengarahkan kamera ketempat lain.


Ketua Bawaslu Lubuklinggau Dedi Kariema Jaya mengaku sudah mengetahui informasi tersebut saat ini timnya menelusuri kebenaran informasi tersebut.


"Sudah dapat informasi sekarang masih kita telusuri," ujarnya singkat.

Dedi pun kembali mengingatkan agar masing-masing harus bisa menahan diri dan jangan mudah terpancing emosi dan jangan memprovokasi.


"Jangan mudah emosi dan provokasi sesuai dengan deklarasi Pemilukada damai," ujarnya. 


Menunggak tiga bulan

Hasil penelusuran Tribunsumsel.com peristiwa tersebut terjadi di RT 01 Kelurahan Jawa Kanan SS, Kecamatan Lubuklinggau Timur II.

Tribunsumsel.com berhasil mewawancarai Sri, keluarga penyewa kontrakan yang diusir dari kontrakan diduga karena beda pilihan politik tersebut.

Sri menceritakan peristiwa yang dialami keluarganya bermula ketika mereka nunggak bayar selama tiga bulan.

"Awalnya saya memang nunggak, dan baru jalan tiga bulan," kata Sri pada wartawan, Senin (18/11/2024).

Sri bercerita bila dirinya sudah lama tinggal di kontrakan milik ibu Sulai tersebut, meski sering nunggak ia mengaku selalu melunasi tunggakan.

Baca juga: Devi Pilih Tahan Lapar demi Ibunya yang Ngepel: Kisah Mengharukan di SDN 166 Palembang

"Saya sudah lama di sana sudah tiga tahun, memang kami di sana tidak ada itikad tidak mau membayar," ungkapnya.

Sri bercerita awal pengusiran itu bermula saat Sulai datang memintanya pindah dengan alasan kontrakan mau diperbaiki.

"Kemaren alasannya rumahnya banjir mau di-service, kosongilah dulu mau diservis," ujarnya.

Kemudian setelah mengatakan akan di-service, Sulai malah mengaku kecewa dengan Sri karena mereka beda dukungan politik.

"Dia juga bilang kecewa dengan saya karena saya milih YOK kamu milih ROIS itu akhir pembicaraan," ungkapnya.

Sri juga mengakui bila rumah mereka banjir sempat dilakukan pendataan oleh Sulai dengan alasan mau diberikan bantuan.

"Waktu itu ketika banjir dia minta data mau memberi bantuan, tapi itu sudah lama," tambahnya.

Jawaban pemilik kontrakan
Sulai, pemilik kontrakan membantah kabar tersebut. 

Warga RT 01 Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II ini mengatakan bila rumah yang dikontrak Sri nunggak tiga bulan.

"Ini rumah yang ditunggu Sri bokir (Sri) sudah tidak bayar makanya saya usir," ujar Sulai sembari menunjuk kontrakan yang pernah ditunggu Sri.

Sulai mengaku alasannya mengusir keluarga Sri, murni karena tunggakan bukan karena masalah dukungan Pilkada Lubuklinggau.



"Bukan masalah beda pilihan, beda pilihan Yok atau Yoppi bukan masalah itu bukan. Masalah saya cuma dia tidak bayar rumah sudah tiga bulan," ungkapnya.

Berbagai cara telah ditempuh oleh Sulai agar Sri dan keluarganya mau melunasi tunggakan kontrakan.

"Setiap ditagih dia selalu menghindar saya tidak bekerja lah ngomong saya tidak punya uang lah," ujarnya.

Karena lelah selalu dipermainkan oleh Sri dan keluarganya, kesabarannya habis hingga ia meminta Sri dan keluarganya untuk mengosongkan rumah.

"Akhirnya lelah nagih, nak bulanan jadi nak mingguan jadi, jadilah dengan saya ini mau Rp.100 saya ambil mau Rp.10 ribu saya ambil jadi tidak ada saya jahat dengan dia (Sri)," ungkapnya.

Sulai mengaku seharus keluarga Sri mengucapkan terimakasih karena selama ini Sulai mengaku kerap membantu keluarga Sri hingga memberikan kerap memberikan utangan.

"Jadilah harusnya terimakasih dengan saya, tempatnya berutang dengan saya inilah (Sri), dia (Sri) datang ke warung minta ngutang dengan saya inilah minjam duit dengan saja," ungkapnya.

Sulai menegaskan ia mengusir keluarga Sri, bukan karena beda pilihan politik tapi karena murni nunggak kontrakan.

"Saya tidak senang, tiap ditanya jawabannya selalu besok, minggu depan," ujarnya

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita