Tampang Pembunuh Ibu Kos di Medan, Ternyata Residivis Curanmor dan 5 Tahun Tinggal di Kosan Korban

Tampang Pembunuh Ibu Kos di Medan, Ternyata Residivis Curanmor dan 5 Tahun Tinggal di Kosan Korban

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Johanes Tambun Eugene alias Abun (59), warga Jalan Lubuk Kuda, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan ditembak polisi saat berusaha melawan petugas yang menangkapnya.

Abun menjadi tersangka pembunuhan ibu kos.


Usai melakukan aksinya dan melarikan selama  23 hari, Abun akhirnya berhasil diringkus. 


Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan mengatakan, Abun ditangkap di Jalan Harjo, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, pada Sabtu (16/11/2024) dini hari.

"Tersangka ditangkap di Siborong-borong usai yang bersangkutan melarikan diri, sesaat setelah melakukan peristiwa pidana," kata Gidion kepada Tribun-medan, Senin (18/11/2024).


Diketahui pelaku ini sudah menghuni kosan milik korban bernama Netty (60) selama lima tahun.

Selama tinggal di sana, korban selalu membantu pelaku namun saat kejadian korban menolak memberikan uang kepada pelaku sebesar Rp 1 juta. 

Pelaku kesal dan membunuh korban dengan menggunakan sebilah pisau. Kejadian itu terjadi, pada Rabu (23/10/2024) pagi.


"Menurut saya sadis yang dilakukan tersangka ini, sehari-harinya dia mendapatkan bantuan dari korban, baik penginapan, meskipun dia menyewa.

Namun pasti ada kedekatan emosional," sebutnya.

Gidion menyampaikan, dari hasil penyelidikan terungkap bahwa pelaku ini merupakan residivis curanmor dan sudah dua kali dijebloskan ke dalam penjara.


"Tersangka merupakan residivis, dua kali mencuri sepeda motor di Kota Kediri," katanya. 


Gidion mengatakan pelaku telah tinggal di kosan korban selama lima tahun.

Katanya, profesi pelaku adalah sebagai penggalang dana sosial.

Selain itu juga, pelaku ini memiliki hobi naik gunung.

"Tidak ada profesi yang tetap. Dia mendapatkan atau mencari hidupnya (uang) dengan nokoh (nipu), collecting dana sosial dengan menggunakan nama gerakan aksi sosial. Dia meng-collect itu kemudian sebagain dikasih ke dana sosial, sebagian ia nikmati sendiri," kata Gidion.

Dihukum Setimpal 

Anak korban, Daniel berharap supaya pelaku diberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya yang telah membunuh ibunya.

Menurutnya, pelaku memang sudah merencanakan pembunuhan terhadap ibu kandungnya.

"Dari kami keluarga berharap, karena ini pembunuhan yang sudah direncanakan, pisau sudah dibeli sebelumnya.

Jadi memang sudah direncanakan, kami berharap pelaku bisa dihukum seberat-beratnya dan sepantasnya, sesuai dengan apa yang dilakukannya," kata Daniel kepada Tribun-medan, Senin (18/11/2024).

 Ia juga berterimakasih kepada pihak kepolisian yang sudah menangkap pelaku.

"Kami dari keluarga korban berterimakasih banyak kepada Kapolrestabes Medan, Kapolsek Medan Area dan Kanit Reskrim. Terimakasih banyak," sebutnya.

Sebelumnya, seorang wanita pemilik warung sembako sekaligus kosan bernama Netty (60), ditemukan tewas di tempat usahanya Jalan Badak, Kecamatan Medan Area.

Menurut salah seorang saksi mata, Hartika Sari, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, pada Rabu (23/10/2024) sekira pukul 07.30 WIB.

"Saya denger ada yang berantem waktu saya mau ngantar nasi, lalu terdengar suara ngorok," kata Hartika kepada Tribun-medan, Rabu (23/10/2024).

Katanya, di saat bersamaan ia melihat ada seorang pria yang merupakan penghuni kos keluar dari tempat usaha milik korban.

Saat itu, ia sempat menanyakan apa yang sedang terjadi kepada pria tersebut. Namun, penghuni kos tersebut langsung kabur sambil menenteng tas.

"Saya panik. Acek (penghuni kos) itu sudah bergegas ke luar, saya cegat, saya tanya katanya kakak (korban) itu gila," sebutnya.

Ia yang menasaran langsung masuk ke dalam tempat usaha korban dan mendapatinya dalam keadaan tergeletak dan bersimbah darah.

"Saya lihat sudah berdarah di kepalanya, sepertinya dia jatuh. Cuma posisi badannya luka-luka nggak saya perhatikan," ujarnya.Kepala Lingkungan 4, Kelurahan Pandau Hulu, Wiwid Syafitri mengatakan, korban merupakan warganya yang memiliki usaha kedai dan kosan di lingkungan 2 di Kelurahan yang sama.

"Saya pertama memanggil suaminya ke rumahnya, kebetulan rumahnya di lingkungan saya (lingkungan 4) kalau disini dia hanya toko dan kosan saja (lingkungan 2)," ujarnya kepada Tribun Medan di lokasi.

Wiwid mengatakan pertama kali melihat korban sekira pukul 07.26 WIB dengan posisi tergeletak dengan beberapa luka dibagian tubuhnya.

"Saya tidak tahu pasti jam berapa kejadiannya, tapi saya sampai di sini (TKP) pukul 07.26. Korban tergeletak pas saya lihat. Kalau saya lihat setahu saja ada sayatan di pipi, dekat bahu dan di jari. Iya kemungkinan (dibunuh)," ungkapnya.

Wiwid pun mengatakan keseharian dari korban tidak ada yang menonjol. Menurutnya korban memiliki keseharian yang baik kepada masyarakat sekitar.

"Orangnya ibu ini baik, ramah dengan tetangga. Kalau anak kosnya saya kurang tahu. Sekarang (korban) sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk otopsi," pungkasnya

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita