GELORA.CO - EN, siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya yang dipaksa bersujud dan menggonggong oleh pengusaha hiburan di Kota Surabaya, Ivan Sugianto (IS), mengalami trauma. Kondisi tersebut dialami EN setelah ia diintimidasi oleh IS.
Kondisi EN tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Dirmanto. "Saya sampaikan bahwa salah satu anak ini trauma terkait hal ini,” katanya di Markas Polda Jatim di Surabaya, Rabu, 13 November 2024.
Kepolisian, lanjut dia, coba melakukan upaya pendampingan untuk memilihkan kondisi kejiwaan EN. "Kita berupaya melakukan pendampingan, termasuk kita terus berkomunikasi dengan sekolah, Pak Kasatreskrim, supaya anak ini kejiwaanya mulai baik,” ujar Dirmanto.
Dia menjelaskan, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya masih mendalami kasus tersebut. Sejumlah saksi, baik dari pihak sekolah, keluarga korban, juga IS, sudah dimintai keterangan. Total 8 saksi yang diklarifikasi. "Iya, [kasusnya] tetap lanjut," tandas Dirmanto.
Kasus itu berawal dari saling ejek antara EN dengan AL, anak IS yang sekolah di SMA Cita Hati beberapa pekan lalu. Saling ejek itu berujung pada terjadinya keributan antara IS dengan keluarga EN di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya. Video keributan itu kemudian viral di media sosial.
Dalam video yang tesebar luas, seorang pria berkemeja putih yang belakangan diketahui adalah IS marah-marah kepada EN. Dengan nada membentak, IS memaksa EN meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong laiknya anjing.
"Sujud, ayo sujud. Menggonggong lu, menggonggong," teriak IS.
Awalnya, suara seorang perempuan meminta si siswa untuk menuruti permintaan IS agar masalah segera selesai. Si siswa pun berlutut. Hampir saja menggonggong, ayahnya yang semula seperti tak berdaya langsung maju dan menarik bahu anaknya. "Jangan, kan, sudah minta maaf," katanya.
IS tak terima dan hampir adu fisik dengan ayah si siswa. Bahkan terlihat ada seorang pria berkaus merah hampir memukul ayah si siswa. Sementara sejumlah orang yang berkerumun coba melerai dan menghalangi aksi intimidatif IS.
Belakangan, postingan video susulan muncul dari akun X @JhonSitorus_18. Dalam video itu terlihat IS berdiri sambil menulis di atas selembar kertas. Narasi yang dibubuhkan menyebutkan bahwa itu adalah IS saat meneken tanda tangan saat perdamaian antara pihak IS dengan keluarga siswa yang disuruh menggonggong.
Semula Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya ogah memberikan penjelasan ketika coba dikonfirmasi VIVA atas peristiwa tersebut. Karena isunya makin liar, akhirnya Polda Jatim buka suara memberikan keterangan soal penanganan kasus tersebut.
Sumber: viva