GELORA.CO - Rusia mendesak Israel menahan diri untuk tidak melancarkan serangan udara sebagai bagian dari perangnya melawan militan Hizbullah di Lebanon di dekat salah satu pangkalan Moskow di Suriah.
Media pemerintah Suriah pada pertengahan Oktober mengklaim bahwa Israel telah menyerang kota pelabuhan Latakia, benteng Presiden Bashar al-Assad yang didukung Rusia. Latakia, dan khususnya bandaranya, berada tidak jauh dari Kota Hmeimim yang menjadi lokasi pangkalan udara Rusia.
"Israel benar-benar melakukan serangan udara di sekitar Hmeimim," Alexander Lavrentiev, utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin di Timur Dekat, mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti.
"Militer kami tentu saja telah memberi tahu otoritas Israel bahwa tindakan seperti itu membahayakan nyawa militer Rusia di sana dan kami tidak dapat menerimanya," tambahnya. Ia berharap agar kejadian pada Oktober lalu tidak terulang lagi.
Israel telah melaksanakan pengeboman intensif di Suriah tetapi jarang menargetkan Latakia, di sebelah barat laut Damaskus. Israel meningkatkan serangan terhadap Suriah bersamaan dengan menargetkan Hizbullah di Lebanon.
Israel menuduh Hizbullah mengangkut senjata melalui Suriah. Sementara Lavrentiev mengatakan bahwa pangkalan udara Rusia tidak digunakan untuk memasok senjata kepada Hizbullah.
Kedua pihak yang bertikai, Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam konflik terbuka sejak September setelah perang Gaza berlangsung selama setahun di Israel.
Sejak perang saudara meletus di Suriah pada 2011, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok yang didukung musuh bebuyutannya, Iran, khususnya pasukan Hizbullah yang dikerahkan untuk membantu rezim Assad. Israel mengatakan tidak akan membiarkan Iran memperluas kehadirannya ke Suriah.
Pangkalan Udara Khmeimim telah menjadi pusat utama intervensi militer Kremlin di Suriah, yang diluncurkan pada 2015. Dua tahun kemudian, pemerintah Rusia menandatangani sewa jangka panjang baru untuk pangkalan tersebut dengan otoritas Suriah.
Kebijakan Suriah ini terkait dengan peran penting pasukan Rusia, terutama kekuatan udara tempur dalam mencegah runtuhnya rezim Suriah Bashar Al Assad. Sekarang, fasilitas tersebut berfungsi sebagai satu-satunya lapangan udara Rusia di Mediterania, hadiah yang sangat strategis tetapi juga simbolis yang diperoleh Moskow sebagai imbalan atas penyelamatan Assad.
Sumber: inilah