GELORA.CO - Pakar militer purnawirawan Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan bahwa rudal Hizbullah yang menargetkan Tel Aviv pada Senin (18/11/2024) malam adalah rudal Malak yang memiliki daya hancur besar, dan menjelaskan alasan kegagalan Israel mencegat rudal tersebut.
Dalam analisis militernya untuk Aljazeera, Duwairi menjelaskan bahwa rudal Malak memiliki berat 250 kilogram, memiliki jangkauan 250 kilometer, dan dianggap akurat dibandingkan rudal Nasr dan Fadi.
Rudal Malak memiliki estimasi kesalahan sebesar lima meter, menurut al-Duwairi, yang tidak mengesampingkan runtuhnya bangunan yang dihantam rudal Hizbullah.
Namun, media Lebanon mengutip sebuah media Israel yang memperkirakan bahwa rudal yang ditembakkan dari Lebanon dan mendarat di Tel Aviv adalah Fateh 110.
Channel 12 Israel mengutip polisi yang mengatakan bahwa rudal yang mendarat di Bnei Brak, sebelah timur Tel Aviv, berukuran besar, setelah gagal dicegat, sehingga menyebabkan korban luka-luka.
Mengenai kegagalan mencegat rudal tersebut, pakar militer mengatakan bahwa Iron Dome terdiri dari 3 sistem, yaitu: Radar, unit pemantauan dan penembakan.
Unit pemantau bertugas menentukan di mana rudal akan jatuh, dan tidak mengeluarkan peringatan jika rudal itu akan jatuh di area terbuka.
Kegagalan tersebut mungkin berasal dari unit peluncuran Iron Dome, di mana rudal tidak mengenai sasaran, menurut pakar militer tersebut.
Dia menjelaskan bahwa Iron Dome bekerja sesuai dengan mekanisme pencegatan di mana rudal sistem pertahanan menghantam kepala rudal yang masuk, meledakkannya di udara dan pecahan peluru jatuh, dengan mencatat bahwa “semakin tinggi pencegatan, semakin banyak pecahan peluru yang jatuh di daerah yang lebih luas tetapi dengan kerusakan yang lebih kecil.”
Dalam kasus kedua, pencegat dapat mengenai bagian belakang rudal yang masuk, di mana bagian depan, yang berisi bahan peledak, jatuh dan memiliki kemungkinan besar untuk meledak jika menghantam benda padat di tanah, demikian menurut al-Duwairi.
Dia menyimpulkan bahwa sistem Iron Dome, yang menangani rudal dan roket dalam jangkauan geografis 4 kilometer hingga 70 kilometer, tidak memberikan jaminan pencegatan dan pertahanan 100 persen.
Dia memperkirakan efektivitas Iron Dome antara 60 persen dan 65 persen, dengan mencatat bahwa ada kemungkinan 35 persen hingga 40 persen rudal akan mencapai targetnya.
Tentara penjajahan Israel (IDF) pada Senin malam mengkonfirmasi bahwa Tel Aviv telah menjadi sasaran beberapa rudal canggih, yang mengakibatkan kerusakan signifikan dan pemadaman listrik di beberapa bagian wilayah tersebut. Dilaporkan banyak orang terluka, dan sedikitnya dua orang meninggal.
Jumlah korban terakhir belum terungkap. Sebuah media Israel melaporkan bahwa rudal yang ditembakkan dari Lebanon dan mendarat di Tel Aviv adalah rudal Fateh 110.
Rudal permukaan-ke-permukaan ini, yang dikenal karena kekuatan destruktifnya yang signifikan, dirancang untuk menyerang sasaran-sasaran penting dengan akurasi tepat dalam jarak hingga 10 meter.
Media Israel melaporkan setidaknya satu rudal mendarat di Ramat Gan, pusat kota di kawasan Tel Aviv, menyebabkan pemadaman listrik di kawasan tersebut. Kebakaran juga terjadi di daerah tersebut, sehingga mendorong dikerahkannya tujuh petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
Kebakaran terjadi di sebuah bus di Bnei Brak, sebelah timur Tel Aviv, setelah bus tersebut terkena serangan rudal secara langsung, dan pertahanan udara Israel gagal mencegat serangan tersebut.
Merujuk Aljazeera, pihak berwenang Israel masih menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi setelah sebuah roket diluncurkan dari Lebanon menuju Israel tengah. Tak lama setelah kejadian tersebut, militer Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa roket jarak jauh yang ditembakkan dari Lebanon telah dicegat, menyebabkan pecahan besar jatuh dari langit di sebuah gedung di Ramat Gan, memicu kebakaran besar.
Namun kemudian polisi Israel mengeluarkan pernyataan berbeda yang mengatakan bahwa serangan tersebut sebenarnya adalah serangan langsung dari proyektil jarak jauh.
Militer Israel kemudian mengatakan bahwa penyelidikan awal menemukan bahwa proyektil tersebut dicegat, bahwa sebuah Interceptor dari Iron Dome menimbulkan dampak dengan apa yang mereka sebut sebagai rudal permukaan-ke-permukaan, memecahnya menjadi beberapa bagian besar, menyebabkan salah satu dari mereka hancur dan jatuh di Israel tengah.
Pihak berwenang Israel masih mengatakan bahwa ini hanyalah temuan awal dan mereka akan melanjutkan penyelidikan. Dalam hal sistem pertahanan udara, mereka ada tiga jenis – Iron Dome yang paling dikenal untuk proyektil jarak pendek, Arrow dan David’s Sling untuk rudal jarak menengah hingga jarak jauh.
Times of Israel melansir, seorang wanita meninggal dan sedikitnya 17 orang terluka dalam beberapa serangan roket yang ditembakkan oleh Hizbullah pada hari Senin, ketika kelompok tersebut meluncurkan lebih dari 100 roket ke Israel utara dan satu rudal ke pusat negara itu sepanjang hari.
Sumber: republika