GELORA.CO - Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, meminta Kementerian Pertanian (Kementan) turun tangan untuk menangani kasus peternak Boyolali, Jawa Tengah yang membuang 50.000 liter atau 50 ton susu.
Menurut Rajiv, aksi tersebut dilakukan peternak karena adanya penolakan dari industri pengelola susu.
"Kami dari Komisi IV DPR RI sangat prihatin dan menyesalkan kejadian ini," kata Rajiv dalam keterangannya, Minggu (10/11/2024).
Rajiv berpendapat, kasus tersebut menunjukkan adanya kendala dalam rantai pasok yang harus segera ditangani.
Politikus Partai NasDem ini meminta perhatian serius dari Kementan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.
"Kami berharap agar ada langkah-langkah konkret dari kementerian terkait untuk memastikan bahwa hasil produksi para peternak dapat terserap dengan baik di pasar domestik, terutama mengingat pentingnya menjaga stabilitas ekonomi sektor peternakan," ujar Rajiv.
Secara khusus, kata Rajiv, pihaknya meminta Kementan untuk segera mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusi jangka panjang.
"Adanya keterbatasan dalam penyerapan hasil ternak ini harus segera dicari solusinya, baik melalui diversifikasi produk, optimalisasi pasar domestik, atau bahkan mengkaji kebijakan importasi susu agar tidak terlalu membebani peternak lokal," tegasnya.
Dia menegaskan, Komisi IV DPR akan terus melakukan pemantauan dan berharap kementerian terkait bisa segera mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesejahteraan para peternak sapi perah, terutama di Boyolali, tetap terjaga.
Adapun, aksi tersebut dilakukan peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali pada Sabtu (9/11/2024).
Aksi itu digelar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali.
Mereka melakukan itu sebagai bentuk protes terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS)
Sumber: Tribunnews