Para Pecinta Hewan Ingin DPR Bahas Aturan Pelarangan Perdagangan Daging Anjing

Para Pecinta Hewan Ingin DPR Bahas Aturan Pelarangan Perdagangan Daging Anjing

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Para Aktivis dari Dog Meat Free Indonesia (DMFI) dan para pecinta hewan menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 21 November 2024.

DMFI merupakan organisasi perlindungan hewan nasional dan internasional yang terdiri dari JAAN Domestic Indonesia, Animal Friends Jogja, hingga Humane Society International.

Aktivis DMFI dan para pecinta hewan datang ke depan DPR dengan membawa spanduk berisi soal Indonesia yang dianggap darurat perdagangan anjing dan kucing.

Selain itu, massa tampak membawa poster soal perdagangan daging anjing dan kucing adalah ilegal serta gambar Presiden Prabowo Subianto sedang menggendong hewan peliharaan.

Koordinator JAAN Domestic Indonesia, Karin Franken, menyebut aksi yang dilakukan pihaknya sebagai reaksi terhadap pernyataan anggota Baleg DPR RI, Firman Soebagyo, yang dinilai tak masuk akal.

Sebab, Firman menyepelekan urusan perdagangan daging kucing dan anjing dengan dasar melindungi pedagang serta pemakan kedua hewan tersebut.

"Kami baca di media bahwa dari Baleg, salah satu anggota bilang enggak usah, dihapus saja, enggak penting. Terus dibilang bahwa mereka harus melindungi pemakan dan pedagang, yang mana, kan enggak masuk akal," kata Karin ditemui di depan Gedung DPR, Kamis, 21 November 2024.

DMFI sebelumnya memang mengusulkan DPR bisa membahas, merancang, dan mengesahkan dua Rancangan Undang-undang, yakni Pelarangan Kekerasan Terhadap Hewan Domestik serta Pelarangan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing.

Mereka mengusulkan hal itu dalam rapat kerja bersama Baleg DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 11 November 2024. 

Menurut Karin, jumlah pemakan anjing di Indonesia hanya 4,5 persen dari jumlah penduduk, sehingga alasan Firman jelas tak masuk akal untuk menolak disahkannya aturan melarang konsumsi hewan tersebut.

"Sekarang begini, 4,5 persen dari masyarakat, mungkin ada yang makan daging anjing atau kucing, ya, tetapi sisanya tidak," tegas Karin.

Sumber: rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita