Murid SD Bawa Pulang Makan Siang Gratis, Ternyata Ibunda Tidak Tahu Anaknya Tidak Makan di Sekolah

Murid SD Bawa Pulang Makan Siang Gratis, Ternyata Ibunda Tidak Tahu Anaknya Tidak Makan di Sekolah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Suryati (50 tahun), seorang ibu rumah tangga di Palembang, Sumatra Selatan, sungguh kaget ketika putri bungsunya, Devi membawakannya makan siang gratis.

Devi adalah murid SD SDN 166 Palembang yang viral karena membawa jatah makan siang gratis miliknya dari Polwan Polda Sumsel.

Makanan itu sengaja tak dimakan Devi agar bisa dibawa pulang ibunya.



Kepada Tribunsumsel.com, Suryati yang merupakan ibu tiga orang anak sekaligus nenek 1 cucu ini mengaku kaget ketika putri bungsunya itu membawa empat kotak makan siang gratis yang didapatkan. 


Suryati mengatakan, Devi mendatanginya ke tempat kerjanya setelah pulang sekolah.

"Waktu dia pulang ke tempat saya kerja, katanya mamak, pulang ada nasi, sudah makan belum. Ada 4 kotak dia bawa dikasih ibu Polwan Polda. Saya jawab iya nanti mamak pulang lanjut kerja dulu, " ujar Suryati saat dijumpai di rumahnya, di Jalan Balayudha Dalam, Kelurahan Ario Kemuning, Kecamatan Kemuning, Senin (18/11/2024).

Setelah pulang bekerja Suryati melihat kotak makan siang yang dibawa anaknya itu dan menyantap bersama. 

"Disisakan dua lagi untuk kakaknya yang lagi bekerja," ujarnya.


Di hari itu Suryati belum mengetahui kalau Devi rela tidak memakan makan siang seperti teman-temannya yang lain dan justru ingin diberikan kepadanya.


Ia baru mengetahui setelah dua hari kemudian, anaknya yang nomor dua menunjukkan video percakapan Devi dengan Polwan saat ujicoba pembagian makan siang gratis.

"Awalnya tidak tahu kalau ada video Devi di IG, baru hari Rabu malam saya dikasih lihat sama anak saya yang nomor dua. Katanya adek masuk Instagram, " ujarnya.

Suryati tak bisa menahan tangis ketika mendengar percakapan Devi di dalam video tersebut.


"Gimana tidak nangis dek, dia bilang nasinya tidak dimakan karena untuk saya terus ditanya ayahnya kemana. Dijawab Devi sudah meninggal (ayahnya)," katanya sambil mengusap air mata.


Semenjak sang suami meninggal pada Juli 2023 lalu, Suryati banting tulang dengan bekerja sebagai ART diupah Rp700 ribu per bulan.

Uang tersebut digunakan untuk keseharian Devi dan kebutuhan lainnya.

Ia dan Devi tinggal bersama di dalam satu kontrakan yang disewa anak sulungnya yang sudah berkeluarga.


"Di kontrakan ini kami tinggal berenam karena ada menantu dan cucu. Dulu sewaktu almarhum suami masih ada, kami ngontrak di tempat lain. Setelah suami meninggal jadi gabung sama anak yang pertama, sudah hampir 8 bulan," tuturnya.

Suryati selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tidak iri melihat kondisi orang lain dan harus menjadi orang yang mandiri. Devi juga berkeinginan untuk membuat pedapuran di makam almarhum ayahnya.

"Dia pernah cerita kalau temannya bawa uang ke sekolah banyak. Saya selalu berpesan sama Devi, tidak apa-apa kita harus mandiri. Terus dia bilang juga kalau ada rezeki mau buat pedapuran untuk makam ayah," ungkapnya.

Sosok Devi

Di sekolah Devi termasuk sebagai murid yang sedikit pendiam namun selalu terbuka dengan teman yang dekat dengannya.

"Anaknya agak introvert ngobrol seadanya, Tapi semangat belajarnya ada," ujar Wali kelas Devi siswi SDN 166 Palembang, Sherli, Senin (18/11/2024).


Namun hal tersebut tidak terjadi jika Devi bertemu dengan teman yang akrab dengannya.

"Tapi kalau ketemu circle atau temannya yang akrab dia selalu aktif sering ngobrol. Kalau lagi ikut pelajaran olahraga ketemu saya, dipanggilnya saya," ujarnya.

Sehari-hari pulang pergi sekolah Devi berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak kurang lebih 15 menit.


"Sering jalan kaki dia pergi sekolah, pulang juga begitu setahu saya. Sebab kakaknya sudah besar semua, ibunya kerja dari pagi. Dia tiga bersaudara Devi anak bungsu," katanya.

Sherli juga mengaku sering berkomunikasi dengan ibu Devi, untuk memberikan kabar mengenai sekolah.

"Komunikasi dengan ibunya Devi cuma lewat handphone kalau bertemu belum pernah, " katanya.

Kepala Sekolah SDN 166 Palembang Yumarsih mengatakan hal yang sama, keseharian Devi dikenal sebagai siswi yang pendiam.

"Anaknya kalau bicara seadanya, dan ya memang dari kalangan keluarga kurang mampu. Kalau untuk pelajaran di kelas bisa dibilang siswi yang mampu menyerap pelajaran sebab pernah masuk 10 besar," katanya.

Program makan siang gratis yang sedang diujicoba ini sangat membantu siswa yang bersekolah di sekolah tersebut.

"Ya termasuk Devi. Sebenarnya disini banyak murid yang merupakan anak yatim dan orang susah. Program itu bisa membantu mengurangi pengeluaran orangtua murid semoga bisa berlanjut ," kata Yumarsih.

Kisah Devi Viral

Sebelumnya, kisah haru Devi siswi kelas 5 SDN 166 Palembang yang memilih membawa pulang makan siang gratis bergizi miliknya untuk diberikan ke sang ibu viral di sosial media. 


Terungkap, ibu Devi bekerja sebagai seorang Asisten Rumah Tangga (ART).



Sementara, ayahnya sudah meninggal dunia sehingga tugas mencari nafkah digantikan oleh ibunya. 

Hal ini diketahui dari postingan akun instagram @ditresnarkobapoldasumsel. 

"Untuk mama katanya, pas saya datangi saya tanyakan. Katanya untuk mama di rumah, nangis dia. Itu murni spontan terjadi, saya juga awalnya tidak tahu kalau ada siswi yang tidak makan makanannya," ujar AKP Yetty Gultom, Plt Kasubag Renmin Ditresnarkoba Polda Sumsel.

Yetty menjelaskan, Polda Sumsel pada Senin 11 November 2024 mendatangi SDN 166 Palembang untuk menjalankan program makan siang bergizi gratis yang digagas Prabowo Subianto.

Namun ketika memasuki ruang kelas Devi dan membagikan kotak nasi berisi lauk pauk dan sayuran, Yetty heran melihat Devi satu-satunya siswa di dalam kelas yang tidak memakan makanan yang sudah diberikan.

Setelah mengetahui alasan Devi, Yetty mengaku tak bisa menahan rasa haru karena melihat bocah tersebut yang rela tidak memakan makanannya dan memilih untuk menikmati bersama ibunya di rumah.

Sang ibu bekerja sebagai ART, Devi juga seorang yatim yang sudah ditinggal mendiang ayahnya.


"Tak tega melihatnya. Dia tinggal sama ibu dan kakaknya, ibunya kerja ART tukang kerja dari jam 6 pagi sampe 2 siang. Ke sekolah dia jalan kaki diantar sama kakaknya. Mendengar itu saya ikut menangis haru, " ujarnya 

AKP Yetty juga mengaku hari itu adalah pertama kali ia ditugaskan untuk menjalankan program makan siang gratis.

Menurutnya program pembagian makan siang gratis ini sangat mengingatkan kepada setiap orang bahwa banyak orang-orang yang ternyata membutuhkan bantuan. 

"Artinya program ini bagus. Bukan kasihan tapi lebih kepada berbagi kasih untuk masyarakat yang miskin. Sesuai dengan perintah Kapolda Sumsel, beliau ini sangat memperhatikan masyarakat yang miskin, " katanya.

Yetty menambahkan, pihaknya berencana akan memberikan bantuan pula ke kediaman Devi.

"Insya Allah kalau sudah diizinkan pimpinan mau ke rumahnya rencana mau beri bantuan tali asih," tutupnya.

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita