GELORA.CO - Konfigurasi politik menarik terjadi di Pilkada Jakarta 2024. Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) berada dalam satu barisan dengan Front Persaudaraan Islan (FPI) menyokong pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Sedangkan di kubu seberang, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kompak mendukung Pramono-Rano Karno yang diusung PDIP.
Peta ini cukup menarik jika kita mengingat Pilkada Jakarta 2017. Saat itu tensi politik sangat tinggi. Anies bertarung dengan Ahok sebagai kontestan. Anies ketika itu disokong penuh Habib Rizieq Shihab (HRS), tokoh sekaligus imam besar FPI. Dulu, ormas Islam ini masih bernama Front Pembela Islam sebelum dibubarkan pemerintah, kemudian mengubah namanya menjadi Front Persaudaraan Islam.
Di lain sisi, Ahok saat itu disokong penuh PDIP. Jokowi saat itu menjadi presiden dan memiliki hubungan masih sangat mesra dengan PDIP. Pilkada Jakarta 2017 saat itu berakhir dengan kemenangan Anies dengan berbagai dinamikanya. Termasuk munculnya gerakan 212 yang dikomandoi HRS. Gerakan tersebut saat itu sangat besar, yang menuntut Ahok diadili karena dianggap menista agama Islam.
Situasi dan konstelasi Pilkada 2017 itu kini berbalik 180 derajat. Anies kini 'koalisi' dengan Ahok mendukung pasangan Pramono-Rano. Sedangkan Jokowi telah mendeklarasikan diri mendukung RK-Suswono pada Senin (18/11/2024) malam. Di sisi lain, HRS memang tak secara gamblang menyatakan dukungan, tetapi FPI Jakarta menyatakan mendukung RK-Suswono.
Pengacara Imam Besar FPI Habib Rizieq, Aziz Yanuar, mengakui adanya deklarasi dari DPD FPI Jakarta kepada pasangan Rido. Namun, hal itu dilakukan tanpa adanya campur tangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI. "Benar kalau FPI DPD Jakarta," kata Aziz, yang juga merupakan anggota FPI, saat dikonfirmasi Republika, Senin (18/11/2024).
Menurut dia, keputusan itu didasarkan atas dasar musyawarah di internal DPD FPI Jakarta. Ia menegaskan, DPP FPI sama sekali tidak melakukan intervensi terhadap keputusan itu. "Kami DPP FPI tidak ikut campur dan menghargai hal tersebut," ujar dia.
Ketika ditanya soal sikap HRS di Pilgub Jakarta, Aziz tak memberikan jawaban tegas. Ia hanya menyebutkan bahwa keputusan Habib Rizieq dan DPP FPI akan sejalan dengan Maklumat Tripilar tentang Panduan Pilkada Serentak 2024.
Adapun isi maklumat itu adalah:
1. Untuk menentukan pilihan dalam pilkada pada semua tempat, hendaknya mempertimbangkan kriteria pasangan calon kepala daerah, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki sifat amanah, fatonah, shidiq, dan tabligh dari segi leadership (kepemimpinan) yang memiliki karakter konsisten dalam ucapan dan tindakan, serta berintegritas (antikorupsi, tidak khianat, bukan pendusta, dan bukan pengingkar janji), dan juga memiliki pemikiran yang tidak pro paham komunisme dan SEPILIS (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme) tidak pro LGBTQ, tidak pro kemusyrikan dan kemunkaran, serta pasangan calon harus berorientasi pada keadilan dan memiliki keberpihakan kepada umat Islam;
2. Kriteria sebagaimana disebut poin 1 di atas berlaku kepada pasangan calon yang maju lewat jalur independen maupun diusung atau didukung partai Islam atau partai berbasis Islam;
3. Bilamana dihadapkan pada pilihan yang tidak memenuhi kriteria ideal sesuai poin 1 dan 2 sebagaimana tersebut di atas, maka hendaklah mempertimbangkan pasangan calon kepala daerah yang mudharatnya lebih ringan dan maslahatnya lebih besar bagi Islam dan Umat Islam, sesuai ijtihad politik dari Ulama Istiqomah di daerahnya masing-masing;
4. Apabila umat TIDAK menemukan kriteria pasangan calon sesuai poin 1, 2, dan 3, lalu umat memilih sikap untuk tidak memilih atau memilih untuk mencoblos semua maka itu merupakan hak politik yang wajib dihormati;
5. Diserukan kepada seluruh umat Islam dalam menghadapi pilkada serentak 2024 agar tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan mewujudkan pilkada serentak 2024 yang jujur dan adil demi meraih ridho Allah SWT.
Maklumat itu dibuat pada 12 September 2024. Adapun pihak yang menandatangani oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Alatthas, Ketua Umum GNPF-U ustaz Yusuf M Martak, dan Ketua Umum Persada 212 KH Ahmad Shobri Lubis.
Di sisi lain, pasangan RK-Suswono kemudian secara resmi mendapat suntikan dukungan dari Jokowi. Pada Senin (18/11/2024) malam, Jokowi ikut menghadiri salah satu kegiatan kampanye yang dilakukan Ridwan Kamil atau RK di sebuah kafe kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur. Dalam kegiatan itu, Jokowi menyatakan dukungannya untuk cagub Jakarta nomor urut 1 tersebut.
Jokowi bahkan bersedia untuk ikut mantan gubernur Jawa Barat (Jabar) itu blusukan menyapa warga di Jakarta. Namun, hal itu hanya akan dilakukan apabila RK mengajak dirinya untuk bertemu warga Jakarta. "Ya, kalau diundang. Kalau diajak," kata Jokowi, Senin (18/11/2024).
Tak hanya bersedia ikut blusukan, Jokowi juga mengaku siap untuk hadir dalam kampanye akbar pasangan RK-Suswono (Rido). Namun, lagi-lagi, kehadirannya itu tergantung dari ajakan RK. Pasalnya, kedatangan Jokowi ke Jakarta juga disebut atas undangan dari RK. "Kalau diundang," kata dia.
Jokowi menambahkan, dirinya sengaja baru datang ke Jakarta untuk menemui RK pada momen terakhir kampanye. Pasalnya, menurut dia, momen jelang pemungutan suara adalah waktu yang paling penting untuk meyakinkan warga. "Ya, memang saat-saat yang menentukannya adalah saat terakhir," ujar ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu.
Menurut dia, semua calon yang berlaga di Pilkada Serentak 2024 memang harus bekerja keras pada momen-momen terakhir. Karena itu, ia datang ke Jakarta untuk mendukung RK bekerja keras di sisa waktu kampanye. "Saya datang karena memang saya mendukung. Di Jawa Tengah juga saya datang karena saya mendukung. Saya diundang ke Jakarta, saya datang karena saya mendukung," ujar Jokowi.
Sementara itu, RK mengaku akan mengundang Jokowi saat kampanye akbar pada Sabtu (23/11/2024). Namun, kehadiran Jokowi akan tergantung oleh kesediaannya sendiri. "Diundang, Pak, insya Allah," kata RK.
Di kubu Pramono-Rano, Anies telah melakukan pertemuan dengan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3 tersebut, di kediaman Anies, di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2024). Pertemuan itu menjadi tanda bahwa Anies telah menentukan sikap di Pilgub Jakarta.
Juru bicara Anies, Angga Putra Fidrian, mengatakan pertemuan itu tidak sekadar menjadi tanda dukungan Anies kepada cagub-cawagub di Pilgub Jakarta. Menurut dia, pertemuan itu sekaligus menjadi arahan untuk para pendukung Anies untuk bergerak memenangkan Pramono-Rano. "Insya Allah jadi arahan untuk para pendukung setia yang masih menunggu arahan Pak Anies untuk bergerak di Pilkada Jakarta," kata dia ketika dikonfirmasi Republika, Jumat (15/11/2024).
Hal itu benar adanya. Pihak-pihak yang mengeklaim mewakili pendukung Ahok alias Ahoker, dan para pendukung Anies Baswedan alias Anak Abah, melakukan pertemuan di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (17/11/2024). Pertemuan itu dilakukan sebagai langkah konsolidasi untuk memenangkan Pramono-Rano di Pilgub Jakarta.
Koordinator Bidang Relawan, Tim Pemenangan Pramono-Rano, Ammarsjah Purba, mengatakan konsolidasi antara Ahoker dan Anak Abah merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Pramono-Rano dan Anies beberapa waktu lalu. Pertemuan itu juga sekaligus menandakan bahwa antara Ahoker dan Anak Abah telah bersatu untuk mendukung Pramono-Rano.
"Jadi kita mau tunjukan kepada publik Jakarta antara Anak Abah dan Ahoker sudah bersatu. Jadi ini yang membahagiakan dan membuat saya terharu," kata dia di kawasan Senayan, Ahad. Menurut dia, dukungan dari Ahok dan Anies kepada Pramono-Rano bukan merupakan hal yang biasa. Pasalnya, dua mantan Gubernur Jakarta itu sama-sama memiliki massa yang besar, yang notabene selama ini bertolak belakang.
Namun, dua kubu itu sudah sama-sama bersatu untuk mendukung Pramono-Rano. "Hari ini jadi bukti kami semua bersama menjadi satu kita semua memperjuangkan Mas Pram dan Bang Doel memimpin Jakarta," ujar dia.
Persaingan Anies-Baswedan dan Ahok sempat menjadikan Pilkada DKI 2017 lalu memanas. Kala itu, ANies didukung elemen umat Islam yang tersulut komentar Ahok yang dinilai melecehkan Alquran. Anies akhirnya memenangkan pilkada tersebut sementara Ahok dipenjara akibat ucapannya.
Mantan Koordinator Presidium Relawan Anies La Ode Basir mengatakan, alasan utama Anies mendukung Pramono-Rano adalah karena pasangan tersebut memiliki visi misi yang jelas. Menurut dia, Anies telah mengkaji visi dan misi dari setiap pasangan calon (paslon) di Pilgub Jakarta. Namun, visi misi Pramono-Rano dinilai merupakan yang terbaik untuk diterapkan di Jakarta.
"Pascasinyal tegas pertemuan Mas Pram-Bang Doel dan Anies, saya ingin sampaikan kepada seluruh pendukung Mas Anies, tanda-tanda apalagi yang masih kau ragukan? Sudah tidak ada keraguan," kata dia.
Karena itu, La Ode mengajak seluruh Anak Abak untuk sama-sama memberikan dukungan kepada Pramono-Rano. Ia menilai, dengan dukungan Ahoker dan Anak Abah, Pramono-Rano sangat mungkin untuk menang di Pilgub Jakarta dalam satu putaran.
"Jadi mulai hari ini, saya meminta teman-teman (Ahoker dan Anak Abah) tidak hanya duduknya yang berdekatan, tapi kita harus bahu membahu, kerja bareng, kerja bersama, untuk memenangkan Mas Pram dan Bang Doel," kata dia. Berdasarkan pantauan Republika, pertemuan itu dihadiri oleh para Ahoker dan Anak Abah.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, dukungan Anies Baswedan bisa meningkatkan elektabilitas pasangan calon Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024. "Bahkan saya pernah bilang bahwa orang-orang dekat Anies, Tim Sukses Anies dan Juru Bicara Anies, kini jadi Jubir di Pramono-Rano," kata Ujang saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Menurut dia, pertemuan itu bisa menggiring suara masyarakat yang selama ini mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu agar memilih Mas Pram dan Bang Doel. Ujang melihat dari pertemuan Pramono Anung dan Anies Baswedan yang terjadi di ujung masa kampanye, Anies lebih nyaman bertemu Pramono-Rano dibandingkan dengan paslon lainnya.
"Saya melihatnya seperti itu, meskipun Anies tidak mengatakan secara terang-terangan mendukung Mas Pram dan Bang Doel. Tapi terlihat bahwa pertemuan Jumat pagi itu merupakan salah satu bentuk dukungan," ujar Ujang.
Ujang mengatakan, pertemuan Anies dengan Mas Pram merupakan strategi jitu untuk memastikan dan meyakinkan pemilih Anies agar di Pilkada ikut memilih Pramono dan Bang Doel. Pramono dan Rano ingin memastikan penambah elektabilitas dari pendukung Anies yang selama ini lebih dikenal dengan sebutan "Anak Abah".
Selain itu, menurut Ujang, langkah Pramono-Rano itu juga untuk memastikan bahwa suara pemilih yang masih ragu (undecided voter) tidak lari ke mana-mana. Dengan begitu, suara mereka bisa digunakan untuk memilih paslon Pram-Rano.
Sumber: republika