Maruarar Sirait Mainkan Isu SARA di Pilkada DKI Jakarta, Tokoh Pemuda Kristen: Mending Kerja aja

Maruarar Sirait Mainkan Isu SARA di Pilkada DKI Jakarta, Tokoh Pemuda Kristen: Mending Kerja aja

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait bikin  blunder jelang Pilkada DKI Jakarta.

Mantan politisi PDIP yang kini hijrah ke Gerindra itu coba memainkan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) untuk memenangkan paslon Ridwan Kamil-Suswono.

Sebelumnya, Maruarar Sirait menyebut suara paslon Cagub-Cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno akan terkikis dari unsur kalangan nonmuslim karena didukung oleh Anies Baswedan.


Pernyataan itu pun mendapatkan kecaman salah satunya dari tokoh Pemuda Kristen Jakarta, Valdi Hallatu. 


Ia menyayangkan pernyataan bermotif SARA dari Maruarar Sirait tersebut yang berpotensi memecah belah masyarakat dan mengganggu kerukunan antarumat beragama. 


"Ketiga pasangan calon dalam Pilkada DKI sudah menunjukkan komitmen untuk membangun Jakarta yang inklusif," kata Valdi, Senin (25/11/2024).

Menurutnya, ketimbang melontarkan pernyataan yang bisa menimbulkan perpecahan, Maruarar seharusnya fokus menunjukkan kinerja nyata, khususnya dalam 100 hari pertama menjabat sebagai menteri di Kabinet Merah Putih.

"Karena pernyataan seperti ini tidak seharusnya muncul dari seorang pejabat negara karena dapat memicu polarisasi dan ketegangan di masyarakat," ujarnya.

Valdi berharap semua pihak, terutama pejabat negara, dapat menjaga tutur kata dan sikap agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. 


"Pemuda Kristen Jakarta mendukung upaya bersama untuk menciptakan Jakarta yang inklusif dan harmonis," kata Valdi.


Adapun peryataan kontroversial Maruarat itu disampaikannya dalam wawancara di sebuah di Cafe di kawasan Senayan, Jakart Pusat pada Jumat (22/11/2024) l.

Dalam pernyataannya, Maruarar mengatakan "Kemudian pemilih-pemilih nonmuslim meninggalkan Rano Karno karena didukung Anies. Meninggalkan Pramono karena didukung oleh Anies. Ini kan baru terjadi belakangan."


Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Maruarar Sirait soal dukungan Anies kepada Pramono-Rano, bakal membangkitkan macan tidur, yakni Prabowo dan Jokowi.


"Ya, kalau Pak Prabowo, kan, beliau bekerja keras tidak pernah tidur," kata Hasto.

Berbeda dari Prabowo, kata Hasto, Jokowi memang mencoba memakai macan berupa Partai Coklat (Parcok) untuk pemenangan kandidat tertentu pada pilkada serentak 2024.

Politisi asal Yogyakrta ini menyebut Parcok belakangan bergerak masif di Sumatra Utara (Sumut) demi menahan gerak politik kandidat provinsi tersebut, Cagub Edy Rahmayadi

"Jadi, keterlibatan Partai Coklat itu nyata di Sumatra Utara, kami sangat khawatir sangat prihatin dengan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Edy Rahmayadi yang diblok sedemikian rupa, sehingga untuk dana saksi saja itu tidak tersedia," terang dia.

Hasto berharap keberpihakan Parcok dalam politik segera dihentikan, utamanya dalam membawa menantu Jokowi, Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumut.

Dia pun menilai Bobby punya cacat ketika menjadi Wali Kota Medan karena tidak bisa menyelesaikan pembangunan Lapangan Merdeka.

"Jadi, di Sumut jangan sampai hanya karena menantu Pak Jokowi maju, saudara Bobby Nasution, lalu segala cara dipakai, padahal kita lihat bagaimana untuk menyelesaikan Lapangan Merdeka yang sangat patriot pun sekarang menjadi berantakan, kemudian gelanggang remaja juga berantakan tidak bisa diselesaikan, ada persoalan moral," kata Hasto.

"Itu jangan ditutup-tutupin dengan cara politik kekuasaan, biarkan rakyat menyampaikan secara bebas kehendakanya tanpa perlu intervensi," sambung dia.

Hasto ke depan meminta kader PDIP di berbagai provinsi tak takut menghadapi tekanan Parcok karena rakyat punya kedaulatan menentukan pemimpin.

"Jadi, buat kader-kader Sumatera Utara Jawa Timur, Jawa Tengah Jakarta, Sulawesi Utara jangan takut dengan kepungan. Kita percaya bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Rakyat punya hati nurani," katanya.

Para tokoh agama dan akademisi belakangan berani bersuara kritis dengan mengedukasi rakyat agar tidak memilih pemimpin berdasarkan uang.

"Kami mengapresiasi terhadap pendapat para tokoh-tokoh agama yang mengedukasi rakyat untuk tidak mudah tergoda, ya, oleh money politics dan beras yang kemudian tampaknya indah sesaat, tetapi di belakang kemudian bisa menciptakan kesengsaraan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Politikus Partai Gerindra, Maruarar Sirait alias Ara, menyampaikan terima kasih atas dukungan Anies Baswedan untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Ara, dukungan Anies justru memacu semangat Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto untuk memenangkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono.

Dia menjelaskan selama ini Pramono memang mengklaim mendapat dukungan dari Jokowi dan Prabowo.

"Dengan Anies mendukung Pramono, datang kampanye ya kemarin ya, itu membangunkan macan tidur," kata Ara.

Menteri Perumahan dan Permukiman ini mengibaratkan Prabowo dan Jokowi seperti macan.

"Sekarang sudah susah lagi dengan adanya Anies. Macan tidurnya itu yang selama tidur tenang-tenang, namanya Jokowi dan Prabowo," ujar Ara

Sumber: Wartakota 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita