Iran Bantah Keras Terlibat dalam Percobaan Pembunuhan Presiden Amerika Terpilih Donald Trump

Iran Bantah Keras Terlibat dalam Percobaan Pembunuhan Presiden Amerika Terpilih Donald Trump

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Iran dengan tegas membantah tudingan keterlibatan rencana pembunuhan para pejabat Amerika Serikat, termasuk Presiden terpilih Donald Trump.

Hal itu disampaikan langsung oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei.

Baghaei menegaskan tuduhan yang disampaikan oleh Departemen Kehakiman AS itu sama sekali tidak berdasar.

Sebelmnya, Baghaei juga telah membantah tuduhan srupa yang ia gambarkan sebagai konspirasi menjijikkan yang diatur oleh Israel dan faksi-faksi anti Iran untuk memperumit masalah antara AS dan Iran.

Sementara, Departemen Kehakiman AS telah mengajukan tuntutan pidana terhadap seorang pria, yang diyakininya telah ditugaskan oleh Iran untuk mengawasi dan merencanakan pembunuhan mantan pejabat pemerintah AS dan pejabat saat ini, termasuk Trump.

Dalam dakwaan tersebut, pria yang bernama Farhad Shaker (51) berkewarganegaraan Afghanistan diduga berusaha membunuh Trump sebelum pemilihan presiden AS atas perintah dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Baghaei membantah tuduhan tersebut, dan menegaskan bahwa Iran menggunakan semua cara yang sah dan legal, baik di dalam negeri maupun internasional, untuk membela hak-hak bangsa Iran.

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul terpilihnya Trump baru-baru ini sebagai presiden AS, yang memicu kekhawatiran bahwa kedekatan hubungannya dengan Israel bisa memperburuk hubungan Teheran dan Washington.

Trump, yang menjabat sebagai presiden AS dari 2017 hingga 2021, dikenal konfrontatif terhadap Iran, terutama setelah pemerintahannya menarik diri secara sepihak dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.

Pembunuhan komandan militer tertinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani, pada Januari 2020 hampir membawa kedua negara ke ambang konflik militer seacara langsung.

Awal minggu ini, juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani menganggap remeh hasil pemilu AS, dengan menyatakan bahwa "tidak masalah" siapa yang menjadi presiden.

Ketika berbicara kepada wartawan di Teheran pada Rabu (6/11), Mohajerani menegaskan bahwa kebijakan Iran secara keseluruhan tetap tidak berubah.

Sumber: tvone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita