Indonesia Gagal Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Dosa Erick Thohir?

Indonesia Gagal Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Dosa Erick Thohir?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Di tengah ramai pemberitaan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, kritik tajam dilontarkan pemerhati bola kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2034.

Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) Sarman El Hakim mengungkap, harapan agar Indonesia bisa menjadi host FIFA World Cup 2034 muncul tahun 2017 ditandai pernyataan Presiden Jokowi yang setuju Indonesia menjadi calon host.

Dan sebagai bentuk dari keseriusan, Presiden Jokowi saat itu menghadirkan FILANESIA Bersama PSSI sebagai filosofis sepak bola tanah air.

FILANESIA berarti kekuatan yang berasal dari pulau-pulau yang tersebar dan dari pulau-pulau tersebar ini menghasilkan pemain sepak bola berkarakter tangguh.

"Selain membuat FILANESIA, Presiden Jokowi juga mengeluarkan Inpres No 3 tahun 2019. Dan isi Inpres tersebut adalah pembangunan percepatan sepak bola nasional untuk menghadapi Indonesia sebagai host pada ajang Piala Dunia tahun 2034," katanya kepada RMOL di Jakarta, Senin 25 November 2024.

Namun sayangnya, kata Sarman, keseriusan Presiden Jokowi tidak dijalankan oleh Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI yang baru hasil kongres luar biasa yang dilaksanakan pasca tragedi Kanjuruan. Indonesia melalui PSSI batal mengajukan diri sebagai tuan rumah ketika bidding World Cup ditutup pada Kamis 18 Oktober 2023. 
.
"Ada apa dengan PSSI, dan ada apa dengan Erick Thohir karena dengan seenaknya saja ujug-ujug memberikan dukungan ke Arab Saudi sebagai calon tuan rumah Piala Dunia 2034 padahal FIFA sangat mendukung Indonesia," kata Sarman El Hakim.

Sarman menjelaskan harusnya Erick Thohir yang juga Menteri BUMN mengupayakan dukungan FIFA tersebut dengan mendaftarkan Indonesia sebagai calon host. FIFA sendiri, katanya, lebih mendukung Indonesia karena masalah cuaca sehingga waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2034 akan sesuai dengan agenda FIFA sejak tahun 1930 atau saat pertama kali Piala Dunia digelar.

"Sementara jika di Arab Saudi maka Piala Dunia digelar bulan Juni-Juli di mana cuaca sangat panas. Dan ketika digeser ke November-Desember maka akan bersamaan dengan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," demikian kata Sarman El Hakim.

Sumber: rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita