Dipicu Aksi Rasis, Suporter Bola Israel Diamuk Massa, IDF Dilarang Pergi ke Belanda

Dipicu Aksi Rasis, Suporter Bola Israel Diamuk Massa, IDF Dilarang Pergi ke Belanda

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pemerintah Israel menanggapi kerusuhan antara fans klub bola Israel dengan orang-orang pro-Palestina dan Arab di Amsterdam, Belanda.

Pertandingan tersebut antara klub sepakbola Belanda, Ajax Amsterdam, dan klub sepakbola Israel, Maccabi Haifa yang digelar Jumat (8/11/2024) malam waktu setempat.

Kerusuhan dipicu oleh aksi suporter bola Israel yang mencabut bendera Palestina dari rumah atau tempat lain di Amsterdam dan menyanyikan nyanyian yang menyerukan serangan terhadap warga Palestina.

Klip video yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah besar suporter bola Israel, meneriakkan slogan-slogan anti-Arab dan anti-Palestina.

Sebelum pertandingan dimulai, klip video lain menunjukkan suporter bola Israel memprovokasi suporter bola Belanda di tribun dengan menolak mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang para korban banjir di Valencia, Spanyol.

Para aktivis pro-Palestina menganggap perilaku ini sebagai respons terhadap sikap Spanyol yang mengakui Negara Palestina, mengecam genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dan menolak jual beli senjata dengan Israel.

Setelah pertandingan selesai, pihak berwenang Amsterdam mengatakan para perusuh secara aktif berusaha menyerang suporter bola Israel dan di banyak tempat di kota itu.

Polisi beberapa kali harus turun tangan, melindungi suporter bola Israel dan mengawal mereka ke hotel.


Meskipun ada banyak polisi di kota itu, para penggemar Israel terluka, seperti diberitakan Al Araby.

Setelah berita kerusuhan tersebut menyebar, sebuah pesawat Israel menuju ke Amsterdam untuk mengevakuasi suporter bola Israel.

Polisi Belanda mengumumkan penangkapan 62 orang dan setidaknya 10 orang, menurut laporan pada Jumat malam.

Polisi telah memulai penyelidikan besar-besaran terhadap berbagai insiden kekerasan tersebut. 

Palestina Kecam Aksi Rasis Suporter Bola Israel

Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk nyanyian tersebut.

"Kami mengutuk nyanyian anti-Arab dan tindakan biadab yang dilakukan oleh penggemar salah satu klub sepak bola rasis Israel di Amsterdam selama 3 hari berturut-turut," kata kementerian itu dalam pernyataannya, Jumat.

Selain itu, Asosiasi Sepak Bola Palestina prihatin atas serangkaian peristiwa kekerasan yang terjadi di kota Amsterdam, Belanda, yang diawali dengan hasutan kekerasan dan rasisme anti-Palestina dan anti-Muslim yang ditunjukkan oleh suporter bola Israel, saat mereka menyerang rumah dan toko yang mengibarkan bendera Palestina.

"Kurangnya akuntabilitas atas kekerasan sistematis dan berlanjutnya normalisasi rasisme telah menyebabkan lebih banyak insiden yang tidak menguntungkan, seperti yang terjadi di Amsterdam. Tidak ada tempat untuk kekerasan dan kebencian dalam segala bentuknya dalam olahraga," kata asosiasi itu, dikutip dari Wafa.

Asosiasi Sepak Bola meminta Uni Eropa dan FIFA untuk mengatasi normalisasi retorika genosida, rasis, anti-Islam dan anti-Palestina di kalangan penggemar sepak bola Israel, dan menerapkan langkah-langkah nyata.

Israel Larang IDF Pergi ke Belanda

Israel melarang tentaranya bepergian ke Belanda menyusul ketegangan dan kerusuhan di ibu kota, Amsterdam.

“Berdasarkan penilaian situasi, diputuskan untuk melarang penerbangan ke Belanda bagi semua perwira militer sampai pemberitahuan lebih lanjut," lapor KAN.

Selain itu, Kementerian Keamanan Dalam Negeri mendesak warga Israel di Amsterdam, setelah serangan tersebut, untuk tetap berada di kamar hotel tempat mereka tinggal.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.469jiwa dan 102.561 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (9/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari The New Arab.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita