GELORA.CO - Bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, terutama di Taiwan, tentunya memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya seperti yang dialami oleh seorang TKW asal Indonesia yang baru-baru ini membagikan pengalamannya dalam merawat majikan yang sedang sakit.
Dalam kisahnya, TKW ini menceritakan bagaimana dia harus menghadapi situasi sulit ketika majikannya mengalami sakit parah dan kondisinya semakin memburuk.
Sebagaimana dikutip Hops.ID pada video yang diunggah di kanal Youtube Vita Aisy, pada awalnya, TKW ini mengungkapkan bagaimana majikannya mendadak sakit, yang dimulai dengan diare parah.
"Kemarin itu majikan aku tuh mencret terus, guys. Sebelum mencret, beliau juga sempat ngedrop, tidur terus, dan akhirnya mencret luar biasa," ujarnya dengan nada cemas.
Sakit yang dialami majikannya membuatnya panik, karena dia merasa tidak bisa berbuat banyak selain merawat majikan yang sedang lemah.
Situasi semakin memanas ketika TKW ini harus menghadapi keputusan besar yang diberatkan padanya.
"Kemarin majikan aku tuh memaksa aku untuk melakukan ini, tapi aku tuh takut kalau hasilnya positif, kayak gitu," jelasnya, merujuk pada tes yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah majikannya terpapar virus berbahaya.
Karena dia harus merawat majikannya 24 jam penuh, ketakutan akan hasil tes yang positif membuatnya merasa tertekan.
"Yang saya khawatirkan adalah kalau saya yang positif, gimana, sedangkan saya yang jaga, saya yang 24 jam di sampingnya," tuturnya.
Tak hanya itu, majikannya juga meminta agar TKW ini terus memantau kondisinya dengan serius, bahkan menghubungi keluarga untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
"Majikan sempat menelepon dan memberikan telepon rumah. Kalau ada apa-apa, katanya, harus telepon segera," ungkapnya, menunjukkan betapa besar perhatian majikan terhadap kesehatan dirinya dan sang majikan.
Namun, rasa was-was dan khawatir tetap menghantuinya, mengingat risiko kesehatan yang ada.
Pada sisi lain, TKW ini juga harus menahan rasa lelah dan stres yang semakin menumpuk. Karena harus merawat majikan yang terus menerus sakit, waktu tidurnya pun sangat terbatas.
"Saya sendiri juga kurang tidur, menjaga orang tua yang rewel, jadi otomatis jam tidur saya juga berkurang," jelasnya.
Hal ini membuat tubuhnya menjadi lemas, apalagi dengan kondisi majikan yang belum juga membaik.
Meski demikian, ia mencoba untuk tetap kuat dan menghadapinya. "Kemarin malam, akhirnya kondisi beliau sudah sedikit membaik, sudah enggak mencret lagi, tapi masih lemes, cuma minum susu aja," katanya dengan harapan agar majikan bisa segera sembuh sepenuhnya.
Walaupun kondisi mulai membaik, dia tetap merasa khawatir dan cemas dengan apa yang akan terjadi ke depannya, terutama jika majikan harus dirawat di rumah sakit.
"Saya takut kalau harus dibawa ke rumah sakit, karena sekarang kan banyak penyakit di rumah sakit," ungkapnya dengan nada gelisah.
Pada akhirnya TKW ini memutuskan untuk melakukan tes cepat (swab) untuk memastikan apakah dia atau majikannya terinfeksi virus.
"Tadi, saya sempat dites swab, dan alhamdulillah hasilnya negatif," katanya lega. Meskipun hasil tes menunjukkan bahwa dirinya dan majikannya tidak terpapar virus, dia masih harus terus merawat majikannya dengan penuh perhatian, apalagi kondisi majikan yang masih lemah.
"Tapi kalau besok enggak ada perubahan, kata cece saya, majikan harus dibawa ke rumah sakit," ungkapnya dengan sedikit khawatir.
Menurutnya, merawat orang yang sedang sakit, terutama orang tua, membutuhkan kesabaran dan tenaga ekstra.
"Aku harus berjuang merawat beliau sebaik mungkin supaya beliau bisa sehat kembali," katanya penuh semangat.
Walaupun merasa kelelahan, TKW ini tetap menjalankan tanggung jawabnya dengan ikhlas dan penuh dedikasi.
Kisahnya ini juga mencerminkan hubungan yang erat antara TKW dan majikan di Taiwan. Meskipun terkadang merasa tertekan dengan beban pekerjaan, ia merasa bahwa perhatian dan kasih sayang majikan tetap terjaga, meski dalam situasi sulit.
"Alhamdulillah, meskipun kadang sedikit bawel, aku merasa diperlakukan dengan baik," kata TKW ini.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa kehidupan seorang TKW, terutama yang merawat orang tua di luar negeri, penuh dengan tantangan.
Namun, dedikasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi membuat mereka terus berjuang, meskipun dihadapkan pada kondisi yang sangat sulit.***
Sumber: hops