GELORA.CO - Mantan Menkopolhukam, Mahfud MD dengan tegas membelas Said Didu terkait polemik yang terjadi di balik mega proyek Pantai Indah Kapuk atau PIK 2.
Dikutip dari akun media sosial X pribadinya @mohmahfudmd, mantan Ketua MK itu menilai Said Didu hanya menyuarakan rasa ketidakadilan dalam pembebasan tanah PIK 2 di Banten.
"Karena PIK 2 dijadikan Proyek Strategis Nasional (PSN) harga atau pengganti tanah hanya sekitar Rp 50.000/M2," tulis Mahfud MD dikutip pada Minggu, 17 November 2024.
"Sementara petugas yang membebaskan/meratakan tanah bisa minum es yang sekali beli seharga Rp100.000," sambungnya.
Mahfud MD kemudian mengatakan, bahwa Said Didu telah dilaporkan polisi dan pada 19 November 2024 ini dipanggil untuk menjalani pemeriksaan.
"Menindaklanjuti laporan adalah tugas polisi agar semua clear. Tetapi keadilan dan kebebasan beraspirasi dan mengritik seperti yang dilakukan Said Didu adalah hak konstitusional," terang Mahfud MD.
"Jadi, polisi harus profesional menangani pengaduan ini. Tidak semua laporan harus dijadikan kasus pidana," sambungnya.
Mahfud lantas mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto.
"Salah satu isi pidato Presiden Prabowo, jangan halangi aspirasi masyarakat, intelijen tak boleh menginteli rakyatnya karena tugas intel adalah menginteli musuh negara."
Kontroversi
Sementara itu, Ketua LQ Indonesia Law Firm, Alvin Lim menduga, mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyimpan motif terselubung di balik aksi protesnya terhadap proyek PIK 2.
"Saya sudah kenal Said Didu ini, saya sudah tahu dia punya ngomongan dari agak lama ya. Awal-awal saya diemin aja, kenapa saya diemin? Karena awal-awal masih ngomong tahap ringanlah," kata Alvim Lim dikutip dari tayangan YouTube QUOTIENT TV pada Sabtu, 17 November 2024.
Menurutnya, omongan Said Didu semakin hari ini bertujuan untuk memfitnah, menebar hoax, atau memecah belah, sehingga merugikan ekonomi Indonesia.
"Saya mau kasih tahu nih teman-teman ya, salah satu contoh kata-kata dia (Said Didu) yang menurut saya, menurut opini saya adalah hoax dan fitnah," ujarnya.
Alvin menyebut, judulnya Said Didu sangat khawatir PIK 2 bisa lepas dari NKRI, seperti Singapura dan Malaysia.
Dalam rekaman video tersebut, Said Didu mengatakan, bawah insting kenegaraannya membaca lebih jauh dari itu.
Ia teringat awalnya Singapura terpisah dari Malaysia, dan dianggap mirip dengan kondisi PIK saat ini.
"Jadi teman-teman dengar tadi bahwa insting dia menyatakan bahwa ada masyarakat yang membentuk golongan, tempat etnis tertentu. Saya sudah melihat nih orang tendensinya rasis," tutur Alvin.
"Pertanyaannya yang etnis tertentu itu orang Indonesia bukan? Kalau orang Indonesia di situ mau berkumpul sesama etnis emangnya enggak boleh?" tanya Alvin.
Alvin Lim curiga, Said Didu memiliki motif tertentu untuk kepentingan pribadi.
"Jadi ini orang sangat aneh sekali ya, saya enggak tahu nih mungkin dia ada dendam terhadap Pantai Indah Kapuk atau mungkin ya teman-teman ya, saya duga dia bikin konten ini untuk memeras Pantai Indah Kapuk," tuturnya.
"Bisa aja dia bikin konten yang jelek, konten yang merugikan, konten yang mencemarkan sehingga dia dipanggil Pantai Indah Kapuk untuk ya udah, nih gua kasih lu duit untuk diam gitu," sambungnya.
"Ya maksudnya dia mau memeras gitu loh ya, kan kalau lu kagak mau kasih gua duit gua terak-terakin terus lu enggak bisa jualan, mungkin aja ya," timpal Alvin lagi.
Sumber: viva