33 Oknum TNI Diduga Serang Warga di Deli Serdang Sumut, Kades: Mereka Membabi Buta, Semua Dihantam

33 Oknum TNI Diduga Serang Warga di Deli Serdang Sumut, Kades: Mereka Membabi Buta, Semua Dihantam

Gelora News
facebook twitter whatsapp
33 Oknum TNI Diduga Serang Warga di Deli Serdang Sumut, Kades: Mereka Membabi Buta, Semua Dihantam

GELORA.CO -
33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan atau Armed 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat (8/11/2024) malam. 

Mereka datang tanpa seragam dan menggunakan sepeda motor. Tanpa pandang bulu, mereka memukuli warga dengan senjata tajam dan benda tumpul. Akibatnya, banyak warga terluka, dan Raden Barus (61) tewas.

“Orang-orang yang datang itu memang membabi buta. Siapa yang ada di jalan, semua dihantamnya. Itu dari Armed. Ada sebagian rumah didobrak,” ujar Kepala Desa Selamat, Bahrun, saat diwawancarai di lokasi, Minggu (10/11/2024).

Bahrun menjelaskan, sore sebelum penyerangan, pemuda desa sempat berseteru dengan prajurit Armed 2/105. Namun, ia tak tahu pasti masalah yang memicu pertikaian tersebut.

“Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” ucap Bahrun.

Berdasarkan informasi yang didapat, ada 13 orang terluka.

“Salah satunya ada yang tangannya putus, namanya Dedi Susanto. Untuk kejadian Raden, dia dianiaya saat keluar dari rumah untuk memastikan apa yang terjadi,” tambah Bahrun.

Ia merasa kecewa atas peristiwa ini. Raden, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat, tewas dengan luka memar di sekujur tubuh.

”Seharusnya rakyat merasa aman kalau ada markas tentara di desanya. Namun, warga malah ketakutan dengan keberadaan mereka,” ujarnya.

Cerita Rofika


Rofika Sanjaya Tarigan (18), salah satu korban penyerangan, mengatakan, pukul 22.30 WIB, dia keluar rumah untuk membeli rokok. 

Penyerangan TNI di Deli Serdang Kemudian, Rofika melihat ada puluhan orang datang ke kampungnya. Merasa takut, Rofika lari ke rumah neneknya. Ternyata, dia dikejar.

“Terus didobrak rumah nenek. Mereka mencari orang bernama Andre Ginting. Setelah itu, saya buka pintu dan diseret ke luar rumah. Saya dipukuli,” kata Rofika saat diwawancarai di lokasi, Minggu (10/11/2024).

Baca juga:  TB Hasanuddin Kecam Prajurit TNI Serang Warga Deli Serdang: Beri Hukuman Keras ke para Komandan

Puluhan prajurit TNI itu kemudian memukuli Rofika dan membawanya ke markas Armed 2/105. Rofika didudukkan di markas itu lalu disuruh pergi.

“Luka yang saya dapati, kepala bocor, memar di bagian tangan dan punggung," kata dia.

Warga bawa korban tewas ke markas TNI


Akibat penyerangan tersebut, satu warga bernama Rades Barus (61) tewas.

Setelah mengetahui Raden tewas, warga marah dan melakukan protes. Pada Sabtu pagi, jenazah Raden dibawa ke depan markas Armed-2 sebagai bentuk protes terhadap tindakan keji yang dilakukan oleh oknum anggota TNI tersebut.

"Raden adalah tokoh masyarakat yang dituakan di desa kami. Dia tidak salah apa-apa, tetapi malah menjadi korban serangan TNI," kata Bahrun.

Situasi di Desa Selamat mulai kondusif pada Minggu, meskipun warga masih merasa khawatir dan trauma.

"Seharusnya rakyat merasa aman dengan adanya markas tentara di desanya, tapi kami justru merasa ketakutan," tambahnya.

Penjelasan TNI


Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha mengatakan, 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat.

Sementara, Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan menyampaikan permohonan maaf atas penyerangan yang dilakukan anak buahnya.

Dia memastikan para pelaku akan mendapat sanksi sesuai aturan yang berlaku.

“Kami sudah memproses hukum permasalahan ini. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan.

Kolonel Dody Yudha menjelaskan bahwa seluruh prajurit yang terlibat dalam penyerangan tersebut telah ditangani oleh Pomdam I Bukit Barisan.

Dody menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami motif penyerangan terhadap warga sipil yang terjadi pada malam Jumat, 8 November 2024.

Saat ini, semua korban luka akibat insiden tersebut telah dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau.

Informasi yang beredar, awalnya insiden tersebut bermula ketika sejumlah personel TNI dari Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan cekcok dengan warga.

Namun rekan-rekannya membalas dengan menyerang ke pemukiman masyarakat.

Terkait kronologi kejadian tersebut, Dody mengatakan Pomdam I Bukit Barisan masih dalam proses dan pemeriksaan.

"Masih proses penyidikan dan pemeriksaan," ungkapnya.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita