GELORA.CO -Universitas Indonesia (UI) buka suara terkait polemik gelar doktor Bahlil Lahadalia yang diraih dalam waktu 1 tahun 8 bulan.
?Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik (Humas dan KIP) UI, Amelita Lusia mengungkap, gelar doktor Program Studi Kajian Stratejik Global yang diraih Bahlil sudah sesuai ketentuan Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI.
Bahkan Amelita menyebut, ada penyandang gelar doktor yang lebih cepat dari Bahlil dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia-Dunia (MURI).?“Sugeng Purwanto mendapat predikat cum laude dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia untuk peraih doktor tercepat,” kata Amel kepada wartawan dikutip Senin, 21 Oktober 2024.
Sugeng meraih gelar doktor bidang ekonomi makro di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UI dengan menempuh pendidikan 13 bulan 26 hari.
Sementara Bahlil membutuhkan waktu 20 bulan atau empat semeter.
Studi Bahlil ini dianggap sudah sesuai dengan Peraturan Rektor UI 16/2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor. Pada Pasal 14 Peraturan Rektor tersebut, diatur bahwa Program Doktor dapat ditempuh dalam jangka waktu 4 semester dan selama-lamanya 10 semester.?
"Jadi program doktoral Pak Bahlil sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tandasnya.
Sumber: RMOL