'Singapura Butuh' Alasan Yusril Ikut Nambang Pasir Laut, Ferdinand: Merusak Lingkungan Indonesia Demi Cuan

'Singapura Butuh' Alasan Yusril Ikut Nambang Pasir Laut, Ferdinand: Merusak Lingkungan Indonesia Demi Cuan

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Singapura Butuh Alasan Yusril Ikut Nambang Pasir Laut, Ferdinand: Merusak Lingkungan Indonesia Demi Cuan

GELORA.CO -
 Nama Yusril Ihza Mahendra, pakar hukum tata negara, kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, perusahaan miliknya, PT Gajamina Sakti Nusantara, yang baru didirikan Juni 2023, mengajukan izin untuk menambang pasir laut di Indonesia.  Yusril mengatakan hal itu dilakukan karena Singapura masih butuh pasir laut.

Kader PDIP Ferdinand Hutahean pun menyoal alasan itu.

“Ohhh begitu, karena Singapore membutuhkan ya,” ungkapnya dikutip dari unggahannya di X, Kamis (3/10/2024).

Menurutnya, alasan itu berarti para penambang rela lingkungan Indonesia hancur demi negara lain. Juga hanya untuk uang.

“Artinya kalian semua akan merusak lingkungan Indonesia demi Singapore dan demi cuan untuk kalian,” ucapnya.

Sebagai informasi, Yusril Ihza Mahendra tengah menjadi sorotan karena perusahaannya ikut mengajukan izin sebagai calon penambang pasir laut di Indonesia. Hal tersebut dilakukan Yusril melalui PT Gajamina Sakti Nusantara yang baru didirikannya pada Juni 2023 lalu.

Yusril diketahui pernah menjabat sebagai Ketua Tim Hukum dan Wakil Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden 2024.

Dilansir dari Tempo, Yusril mengatakan bahwa pasir yang berasal dari pengerukan sedimen bisa diekspor jika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi. Dia pun menyebut jika ada negara yang membutuhkan ekspor pasir laut Indonesia.

“Singapura salah satu negara yang membutuhkan,” ucap Yusril pada Kamis, 26 September 2024.

Menurut Yusril, untuk menjalankan usaha di bidang pembersihan sedimen laut, dia memiliki dua pilihan untuk perusahaannya.

Pilihan tersebut adalah mendirikan perusahaan baru atau mengubah klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia dari perusahaan lama menjadi usaha pembersihan sedimen. “Saya memilih mendirikan perusahaan baru,” katanya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita