Prof. Yusril Kena Sindir Ikut Ekspor Pasir Laut, Said Didu: Ahli Hukum Tata (Bisnis) Negara

Prof. Yusril Kena Sindir Ikut Ekspor Pasir Laut, Said Didu: Ahli Hukum Tata (Bisnis) Negara

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Prof. Yusril Kena Sindir Ikut Ekspor Pasir Laut, Said Didu: Ahli Hukum Tata (Bisnis) Negara

GELORA.CO -
Mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Yusril Ihza Mahendra menjadi sorotan karena mengajukan izin ekspor pasir laut.

Yusril melalui PT Gajamina Sakti Nusantara masuk dalam 66 daftar perusahaan yang akan melakukan tambang pasir laut.

Tak ayal, sikap Pakar Hukum Tata Negara yang ikut mengeksploitasi pasir laut ini mendapatkan kritikan keras.

Salah satunya dari pegiat media sosial Said Didu. Lewat cuitan di akun X miliknya, Mantan Sekretaris BUMN melayangkan sindiran ke Yusril Ihza Mahendra.

“Dan pengusahanya adalah Ahli Hukum Tata (kerusakan) Negara,” tulisnya membalas cuitan Susi Pudjiastuti.

Dalam cuitan selanjutnya, Said Didu juga kembali menyinggung Yusril Ihza Mahendra yang akan melakukan tambang pasir laut, karena Singapura membutuhkan.

“Ahli Hukum Tata (Bisnis) Negara,” tulisnya.

Sebelumnya, Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti lewat akun X miliknya keras menolak rencana pemerintah untuk melakukan ekspor pasir laut.

Ekspor Pasir Laut Merugikan Indonesia


Menurut Susi, pasir atau sedimen apapun disebutnya sangat penting untuk keberadaan wilayah NKRI.

“Pasir, sedimen apapun disebutnya sangat penting untuk keberadaan kita. Bila kita mau ambil pasir/ sedimen pakelah untk meninggikan wilayah Pantura Jawa dll yang sudah parah kena abrasi dan sebagian sudah tenggelam,” tulis Susi.

“Kembalikan tanah daratan sawah-sawah rakyat kita di Pantura. BUKAN DIEKSPOR!! Andai dan semoga yang mulia yang mewakili rakyat Indonesia memahami. Terimakasih,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah telah membuka ekspor pasir laut dan menegaskan bahwa ekspor tersebut adalah sedimen laut yang mengganggu alur jalannya kapal.

“Sekali lagi, itu bukan pasir laut ya, yang dibuka, adalah sedimen. Sedimen yang mengganggu alur jalannya kapal,” kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan usai meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center di Menara Danareksa.

Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa sedimentasi air laut berbeda dengan pasir laut, meskipun wujud dari sedimentasi itu juga berbentuk pasir.

Sumber: ftnews 

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita