GELORA.CO - Mobil dinas Camat Baito, Konawe Selatan, Sudarsono yang kerap ditumpangi guru honorer Supriyani ditembak orang tak dikenal saat melintas di depan SDN 3 Baito, Senin (28/10/2024). Peristiwa tersebut terjadi seusai sidang eksepsi kasus Supriyani, guru yang dituduh menganiaya siswanya anak dari anggota polisi. Akibatnya, kaca bagian tengah mobil Daihatsu Terios warna putih itu bolong dan retak di sekelilingnya.
Meski begitu tidak ada korban jiwa atau pun luka akibat kejadian tersebut. Sudarsono diketahui ikut aktif mendampingi Supriyani selama menjalani proses hüküm, sejak keluar dari Lapas Perempuan hingga proses persidangan. Bahkan Sudarsono memfasilitasi Supriyani untuk tinggal sementara di rumah jabatannya sejak 22 Oktober 2024.
Sudarsono mengatakan peristiwa penembakan itu terjadi ketika mobil dinas tersebut dikemudikan oleh kepala desa seorang diri. Sedangkan dirinya tengah berada di rumah jabatannya.
“Saya sepulang dari sidang, kami sedang makan, pak kepala desa pulang ke rumahnya, sekitar satu jam berselang beliau balik, saya sedang duduk-duduk di aula. Kemudian Pak Herwan menelpon katanya mobil ada yang terkena peluru tapi saya belum bisa pastikan peluru apa, makanya kami langsung ke TKP,” ujar Sudarsono.
Sudarsono mengaku belum mengetahui motif dari penembakan tersebut. Dirinya juga tidak sedang bermasalah dengan siapapun. Namun yang jelas, mobil itu juga ikut mengantarkan Supriyani bahkan saat sidang perdana Kamis, 24 Oktober lalu.
Sementara itu, Kapolsek Baito Ipda Muhammad Idris mengatakan dirinya mendapat informasi mengenai peristiwa itu dan kemudian melihat mobil tersebut ke TKP. “Untuk sementara ini tunggu tim iden dari Polres,” kata Idris sembari menyebutkan mobil tersebut kemudian dibawa ke Polsek Baito.
Sebelumnya, ratusan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar unjuk rasa dengan membaca Surah Yasin di depan Pengadilan Negeri Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (28/10/2024), untuk mendukung Supriyani.
Para guru datang membawa payung dan pengeras suara. Mereka datang berdemonstrasi dengan duduk bersila di depan PN Andoolo, lalu membuka Alquran dan membaca Surah Yasin.
Hal ini sebagai bentuk solidaritas kepada Supriyani, terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap siswa inisial D, yang menjalani sidang kedua hari Senin.
Salah seorang koordinator lapangan PGRI Konawe Selatan Kamirun mengatakan ratusan guru yang tergabung dalam PGRI itu serentak membacakan Surah Yasin untuk memohon doa kepada Allah SWT agar guru honorer SDN 4 Baito Supriyani dibebaskan dari jeratan hukum.
"Ayo rekan-rekan guru yang hadir hari ini di Pengadilan Negeri Andoolo untuk bersama-sama membacakan doa dan Surah Yasin demi kebebasan dari hukum saudara kita Supriani," katanya.
Kamirun menambahkan kehadiran ratusan guru di depan PN Andoolo itu tidak lain hanya untuk mengawal dan menuntut aparat penegak hukum segera membebaskan Supriyani.
Sumber: inilah