“Saya katakan yang bisa menghentikan perang di Palestina hanya tiga orang di dunia ini, ialah Netanyahu, Yahya Sinwar pemimpin Hamas yang sekarang dan presiden Amerika siapapun Presidennya itu. Hanya 3 orang. Tidak ada negara lain yang bisa mendamaikan tanpa tiga orang semuanya tidak banyak,” kata JK dalam sambutannya saat menerima penghargaan MUI, di Jakarta, Kamis (3/10/2024).
JK mengatakan keberanian para jihadis di Gaza untuk melawan Israel tidaklah cukup hanya dengan keberanian. Namun, teknologi juga penting untuk melawan perang melawan zionis.
“Apa yang kita terjadi, tentu kita sangat menghargai upaya para pejuang-pejuang di manapun adalah keberanian dan juga perlawanan tapi keberanian saja tidak cukup, sekarang ini apa yang terjadi di Palestina keberanian para jihadis di Gaza sekarang ini di Lebanon, luar biasa keberanian dan juga perjuangannya,” katanya.
Tapi dirinya menegakasn keberanian tidak cukup bisa melawan teknologi. "Perang sekarang adalah perang teknologi, yang kita tidak kuasai. Karena itulah maka pada masa datang tantangan kita bukan hanya tantangan dari pihak ingin menguasai tapi tantangannya kepada teknologi,” tuturnya.
JK mengatakan bahwa banyak negara-negara Islam di Timur Tengah yang kaya, namun teknologi akan berperan penting untuk melawan zionis.
“Negara-negara Islam tidaklah miskin, banyak negara Islam yang kaya, luar biasa negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah sungguh luar biasa kayanya, tetapi tidak bisa hanya dengan kekayaan tidak bisa hanya keberanian tapi teknologi mengalahkan semua,” ujarnya.
Karena itu, JK menegaskan penguasaan teknologi adalah penting untuk masa depan. Dia mengingatkan, PM Israel Netanyahu tidak peduli dengan teriakan untuk menghentikan perang di Gaza dari seluruh penjuru dunia karena yang bisa mengalahkannya hanya teknologi.
“Kita tidak bisa hanya berkumpul di sini berteriak di sini, mari kita ini, hidup Palestina, tidak bisa. Netanyahu tidak peduli semuanya, yang bisa mengalahkan itu hanya kemampuan teknologi,” pungkasnya.
Sumber: inews.