GELORA.CO - Pejuang Hizbullah melakukan sergapan menghadapi pasukan infanteri Israel yang mencoba menyusup ke wilayah Lebanon melalui desa Odaisseh dari daerah Khallet al-Mahafer pada Rabu subuh. Puluhan ambulans Israel dilaporkan mengantre di perbatasan untuk mengangkut korban sergapan tersebut.
Konfrontasi sengit dilaporkan terjadi, memaksa pasukan pendudukan Israel mundur setelah menderita korban jiwa, menurut pernyataan kelompok tersebut. Koresponden Almayadeen di Lebanon Selatan melaporkan bahwa Hizbullah melakukan penyergapan terencana terhadap sekelompok tentara Israel yang bersiap menyusup dari Odaisseh dan Kfar Kila.
Puluhan tentara elite Israel terluka, dan teriakan kesakitan mereka terdengar di seluruh wilayah. Pejuang Hizbullah melepaskan tembakan ke arah pasukan Israel dari jarak dekat, yang menyebabkan konfrontasi sengit, menurut koresponden Almayadeen.
Militer Israel melaporkan terbunuhnya seorang tentara dalam penyergapan di Odaisseh sementara Hizbullah mengeklaim jumlah korban jauh lebih tinggi. Koresponden Almayadeen mengkonfirmasi, dan mencatat bahwa peristiwa terbaru ini menandai pertempuran nyata pertama dengan unit komando Israel yang berusaha menerobos perbatasan Lebanon.
Sementara itu, media Israel mengakui bahwa pasukan Israel terlibat dalam penyergapan yang dilakukan oleh Hizbullah, menunjukkan bahwa kelompok Lebanon berusaha menargetkan konsentrasi militer Israel.
Media melaporkan bahwa Hizbullah melepaskan senjata berat terhadap pasukan Israel, merujuk pada baku tembak sengit antara unit Radwan Hizbullah dan pasukan Israel di sepanjang perbatasan.
Mereka menyoroti “peristiwa yang sangat tidak biasa dan sangat sulit di utara,” yang melibatkan evakuasi korban dari daerah perbatasan menggunakan setidaknya empat helikopter.
Helikopter dan tank dikerahkan untuk melakukan serangan di daerah tersebut, untuk memberikan perlindungan bagi pasukan Israel setelah kejadian tersebut, media Israel menyebutkan.
Aljazirah melaporkan, selepas serangan sekitar 20 ambulans menunggu di utara Israel untuk menerima tentara yang dievakuasi dari wilayah perbatasan Lebanon dengan helikopter. Militer Israel juga mengonfirmasi terjadi bentrokan hebat di perbatasan antara tentara Israel dan pasukan Hizbullah. Ini adalah insiden tatap muka pertama sejak diluncurkannya operasi darat.
Pada hari yang sama, Hizbullah mengumumkan bahwa pejuangnya menembaki posisi pasukan pendudukan Israel di barak Shomera dengan salvo roket, sehingga menghasilkan serangan langsung. Pada pukul 7.20 pagi, di hari yang sama, pejuang Hizbullah juga mengebom posisi pasukan Israel di pemukiman Shtula dengan dua roket Burkan, yang menghasilkan serangan yang terkonfirmasi.
Selain itu, pada pukul 7.15 pagi, Hizbullah menargetkan pasukan infanteri Israel dalam jumlah besar di pemukiman Misgav Am menggunakan tembakan roket dan artileri, sehingga menghasilkan serangan yang tepat dan langsung.
Pada pukul 07.30 pagi, pejuang Perlawanan Islam menargetkan posisi pasukan Israel dan markas artileri mereka di selatan Kiryat Shmona dengan serangan roket, dan berhasil dipastikan mengenai sasarannya.
Rumah Sakit Rambam di Haifa dan Rumah Sakit Ziv di Safad mengumumkan "peristiwa korban massal" di utara, sementara media Israel mencatat bahwa Hizbullah melakukan penembakan besar-besaran di daerah perbatasan.
Ketika Hizbullah melanjutkan operasi militernya terhadap situs militer Israel di wilayah pendudukan Palestina, media Israel melaporkan sirene baru terdengar di pemukiman Shtula di al-Jalil Barat, Zar'it, Shomera, Even Menachem, dan Kiryat Shmona dan sekitarnya.
Sebuah platform media Israel menekankan bahwa Hizbullah tidak berhenti menargetkan posisi tentara Israel di Utara sejak pagi ini. Menurut media, sirene berbunyi tanpa henti di al-Jalil Panhandle.
Operasi Hizbullah terjadi bersamaan dengan agresi besar-besaran Israel di Lebanon, terutama di wilayah Selatan dan Timur, serta pinggiran selatan ibu kota Beirut, tempat Sekretaris Jenderal kelompok Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah dibunuh.
Menurut Pusat Tanggap Darurat Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan Israel ke Lebanon sejak Oktober lalu telah menewaskan 1.873 orang dan melukai 9.134 orang.
Sumber: republika