GELORA.CO - Kabar keterlibatan pasukan Korea Utara (Korut) dalam perang di Ukraina semakin kencang. Ribuan anak buah Kim Jong-un diklaim sudah dikerahkan ke garis depan pertempuran.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Kyiv Independent, laporan tersebut diungkap langsung oleh Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina (HUR), Kamis 24 Oktober 2024.
Organisasi pimpinan Letnan Jenderal Kyrylo Budanov itu menyatakan, militer Korea Utara telah mengirim sekitar 12.000 orang personel. Termasuk di dalamnya, 500 orang perwira dan tiga orang perwira tinggi berpangkat jenderal.
Lebih lanjut intelijen militer Ukraina menyebut, ribuan tentara Korut ditempatkan di lima basis pelatihan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) di Ekaterinoslavka, Knyaze-Volkonskoe, dan Sergeevka, serta di Ussuriysk dan Ulan-Ude.
HUR juga menyatakan bahwa penempatan pasukan Korut di tempat pelatihan bertujuan untuk membantu penyesuaian diri dan adaptasi, dengan situasi dan strategi militer Rusia.
"Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Kolonel Jenderal Yunus-bek Yevkurov, telah ditunjuk sebagai pengawas pelatihan dan adaptasi pasukan Korea Utara, yang diberi beberapa minggu untuk menyesuaikan diri," bunyi pernyataan HUR.
Anggota Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) yang dikirim ke Rusia, mendapatkan sejumlah fasilitas. Mulai dari senjata, amunisi, hingga perlengkapan tidur, 50 gram tisu hingga 300 gram sabun setiap bulannya.
Keberadaan pasukan Korea Utara mendongkrak optimisme militer Rusia, untuk meraih kemenangan dalam perang di Ukraina. Meskipun, hingga saat ini Kremlin masih membantah hal tersebut.
Bukti keterlibatan tentara Korut mendukung pasukan Rusia salah satunya terjadi pada 21 Oktober 2024 lalu. Unit militer Rusia disebut telah menahan 18 orang tentara Korea Utara yang meninggalkan posisi mereka di Oblast (Provinsu) Kursk.
Selain itu, sebuah rekaman video yang beredar di sejumlah akun X (Twitter) juga menjadi bukti. Sejumlah tentara Korea Utara diyakini tengah berada di sebuah kamp pelatihan militer Rusia.
Kemudian pada 22 Oktober 2024, Pyongyang dilaporkan telah mengirim pilot yang mampu menerbangkan pesawat tempur Rusia untuk bergabung dalam konflik di Ukraina.
Sumber: viva