Wapres dan Menlu Turki Hadiri Pemakaman Aktivis yang Dibunuh oleh Israel di Tepi Barat

Wapres dan Menlu Turki Hadiri Pemakaman Aktivis yang Dibunuh oleh Israel di Tepi Barat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz dan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan pada Sabtu 14 September 2024 menghadiri upacara pemakaman Aysenur Ezgi Eygi, aktivis Turki-Amerika Serikat yang dibunuh oleh tentara Israel di Tepi Barat pada 6 September.

Upacara peringatan di kota pesisir Didim di Provinsi Aegean Aydin juga dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi Turki, termasuk Ketua Parlemen Numan Kurtulmus, Menteri Keluarga dan Pelayanan Sosial Mahinur Ozdemir Goktas, Menteri Kehakiman Ylmaz Tunc, dan Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya.

“Darah Aysenur tidak akan sia-sia dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka yang membunuhnya di pengadilan internasional,” kata Numan Kurtulmus, Ketua Parlemen Turki, di Didim, Sabtu.

Dia mengatakan tanggung jawab atas pembunuhan itu “terletak pada Israel dan para pendukungnya”.

Turki pekan ini mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kematiannya dan mendesak PBB untuk melakukan penyelidikan independen.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk memastikan “bahwa kematian Aysenur Ezgi tidak dibiarkan begitu saja”.

Sementara Presiden AS Joe Biden menyerukan Israel untuk memberikan “pertanggungjawaban penuh” atas kematian Eygi.

Ozgur Ozel, ketua oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), dan pemimpin Partai Masa Depan Ahmet Davutoglu juga hadir. Acara ini mempertemukan perwakilan dari berbagai partai politik dan sektor, menunjukkan persatuan dalam menghadapi tragedi.

Mereka menjadi bagian dari ribuan pelayat yang berkumpul untuk menghadiri Eygi. Pembunuhan Eygi yang berusia 26 tahun minggu lalu memicu kecaman internasional terhadap Israel.

Jenazah Eygi yang dibungkus bendera Turki dan dibawa oleh petugas berseragam tiba di tempat peristirahatan terakhir. Gambar Eygi ditempatkan di dekat peti mati saat pemakaman di masjid setempat.

Ditembak Mati saat Protes Damai

Sebelum kematiannya, Eygi telah melakukan perjalanan ke Tepi Barat untuk mendukung perlawanan Palestina melawan pendudukan Israel, menurut Gerakan Solidaritas Internasional.

Pada 3 September, Eygi mengamati protes di kota Beita di Nablus, untuk menentang pemukiman ilegal Israel di sana.

Gerakan tersebut melaporkan bahwa pada 6 September, Eygi dengan sengaja menjadi sasaran dan dibunuh oleh penembak jitu Israel yang berdiri di atap di dekatnya.

Saksi mata melaporkan saat ditembak penembak jitu, Eygi berada jauh dari lokasi aksi protes. Dia dibawa ke rumah sakit Palestina tetapi meskipun dokter telah berupaya sebaik mungkin, dia tidak dapat diselamatkan.

Militer Israel mengatakan kemungkinan besar Eygi ditembak “secara tidak sengaja” oleh pasukan saat mereka menanggapi “kerusuhan yang disertai kekerasan” di Beita, dekat Nablus.

Namun, semakin banyak bukti yang bertentangan dengan hal tersebut, dengan saksi mengatakan tentara Israel sengaja membunuhnya.

Di antara saksi pembunuhannya adalah seorang aktivis Italia yang ikut bersama Eygi dalam ambulans saat dia dipindahkan ke Beita dan kemudian ke Nablus, di mana dia dinyatakan meninggal.

“Kami terlihat jelas oleh tentara Israel, tidak ada apa-apa yang terjadi di dekat kami… yang terjadi adalah penembakan yang mematikan,” kata aktivis Italia itu.

Keluarga Eygi meminta AS untuk melakukan penyelidikan independen atas pembunuhannya, dengan mengatakan bahwa penyelidikan Israel tidak “memadai”.

PBB mengatakan Eygi ikut serta dalam “protes damai anti-permukiman” di Beita, tempat demonstrasi mingguan, ketika dia terbunuh.

Eygi adalah anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), sebuah kelompok yang memprotes pendudukan Israel, dan tiba di Tepi Barat beberapa hari sebelum dia meninggal.

Misi diplomatik Turki di Tel Aviv dan Yerusalem mengoordinasikan pemindahan jenazahnya dari Tel Aviv ke Baku, Azerbaijan sebelum perjalanan terakhirnya ke Turki.

Pihak berwenang Turki menerima jenazah Eygi pada Jumat dan membawanya ke Institusi Kedokteran Forensik Izmir untuk diautopsi.

Otopsi menemukan bahwa peluru masuk melalui area telinga bagian bawah. Otopsi yang dilakukan oleh Lembaga Kedokteran Forensik Izmir menemukan bahwa penyebab kematiannya adalah patah tulang tengkorak, pendarahan otak, dan kerusakan jaringan otak. Ada luka masuk peluru tetapi tidak ada luka keluar, dan pecahan logam dari peluru sedang dianalisis. Prosedur otopsi sedang berlangsung.

Turki pada Kamis juga meluncurkan penyelidikan atas pembunuhan tersebut berdasarkan hukum domestik.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita